bakabar.com, BANJARMASIN – Makanan siap saji masih menjadi bantuan yang dibutuhkan korbanTsunami Selat Sunda. Namun, menurut Direktur Disaster Management Institute of Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (DMII-ACT) Wahyu Novyan, makanan siap saji yang dimaksud bukanmie instan.
“Sesuai namanya, kami merujuk pada makanan yang bisa langsung dimakan, misal biskuit. Makanan seperti mie instan perlu dimasak terlebih dulu dengan air bersih. Padahal air bersih tersedia dalam jumlah yang tidak banyak,” kata Wahyu pada Jumat (28/12).
Wahyu mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil risiko jika air yang digunakan untuk memasak tidak bersih. Air kotor yang tertelan berisiko mengganggu sistem pencernaan dan buang air besar, misal diare. Penyakit diare mudah menginfeksi pengungsi lain, yang sebelumnya tidak sakit namun memiliki sistem imun lemah.
Selain kebersihan air, Wahyu juga merujuk pada minimnya kandungan gizi makanan serupa mie instan. Akibatnya, korban dan relawan berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh dan terserang penyakit bila terlalu sering mengomsumsinya.
Menurut Wahyu, saat ini pihaknya sedang mengusahakan berdirinya dapur umum di lokasi pengungsian. Kehadiran dapur umum diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pangan korban dan relawan selain dari bantuan. Pangan yang diolah tentunya memenuhi kualitas dan selera korban serta relawan.
Sumber: Detik
Editor: Muhammad Bulkini