Nasional

Bocah Difabel Sampaikan Keinginan Sekolah Kepada Presiden

apahabar.com, JAKARTA – Bocah difabel berusia 9 tahun bernama Muklis Abdul Kholik atau Adul menyampaikan keinginannya…

Featured-Image
TERUS SEKOLAH – Muklis Abdul Kholik, bocah difabel ingin terus sekolah. Foto-liputan6.com

bakabar.com, JAKARTA – Bocah difabel berusia 9 tahun bernama Muklis Abdul Kholik atau Adul menyampaikan keinginannya untuk terus bersekolah hingga perguruan tinggi saat diskusi dengan Presiden Joko Widodo.

“Ingin sekolah sampai kuliah,” demikian jawab Adul ketika berdiskusi dengan Presiden Joko Widod (Jokowi) di dalam tenda VVIP di Lapangan Parkir Mall Summarecon, Bekasi pada Senin. Saat diskusi dengan Presiden Jokowi, Adul dipangku oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang.

Adul juga mengatakan dia bercita-cita sebagai pemadam kebakaran.

“Mau nolong orang,” ungkap Adul menjelaskan alasannya memilih pemadam kebakaran disambut senyuman dan anggukan bangga Presiden.

Acungan jempol pun diberikan oleh Presiden Jokowi kepada Adul seketika.Dalam acara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendampingi Presiden. Adul adalah bocah difabel yang berjalan merangkak sejauh 3 kilometer untuk mencapai sekolahnya.

Usai berdiskusi, Adul pun digendong Presiden melihat-lihat beberapa gerai peralatan bantu difabel. Beberapa gerai yang dikunjungi antara lain gerai kursi roda, dan gerai alat bantu dengar.

Sejumlah koordinator gerai menjelaskan tentang manfaat pemberian kursi roda dari Yayasan Ohana maupun dari gerai alat bantu dengar. Selain itu, ada juga karya seni visual berupa serpihan cangkang telur yang disusun menjadi gambar wajah tokoh-tokoh besar dunia, termasuk Presiden Jokowi.

Jejeran berupa lukisan yang dibuat oleh siswa-siswi difabel juga menampilkan gambar wajah Presiden RI pertama Soekarno, dan mantan Presiden AS Barack Obama.

“Ini dari difabel, dari anak-anak kami di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Profesor Doktor Suharso Surakarta,” ujar Kepala Seksi Bimbingan Lanjut Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Profesor Doktor Suharso Surakarta, Suyono Yusuf (53).

Dia mengatakan karya seni itu hanya salah satu karya yang dibuat oleh para difabel. Pembuatan karya seni cangkang telur membutuhkan waktu selama sekitar 1 hingga 2 pekan yang dikerjakan oleh satu orang.

“Perhatian pemerintah kepada difabel saat ini makin baik. Tentunya harapan teman-teman difabel tentu fasilitas umum yang ramah difabel semakin ditambah,” ujar Suyono.

sumber : Antara
editor : Syarif



Komentar
Banner
Banner