bakabar.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) menjalin kolaborasi pemanfaatan energi bersih melalui penandatanganan 28 kolaborasi dengan berbagai pihak saat acara Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023 di Tangerang, Banten, Rabu (12/7).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (13/7), mengungkapkan PLN mengambil tindakan nyata untuk mengoptimalkan kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT) yang telah ada dalam sistem PLN sekaligus membuka potensi-potensi pengembangan yang baru.
Hal itu searah dengan misi perseroan untuk mendukung upaya pemerintah dalam transisi energi menuju net zero emission (NZE) 2060.
"PLN mengambil langkah agresif dalam pengembangan EBT di Tanah Air. Kami sudah petakan potensinya satu per satu dan kami kolaborasikan dengan stakeholder terkait agar transisi energi ini tidak hanya mampu menyediakan energi bersih tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Darmawan.
Baca Juga: Dukung KBLBB, PLN Siapkan Pasokan Listrik yang Andal dan Infrastruktur
Dari 28 kerja sama itu, PLN menjalin kerja sama dengan 10 perusahaan untuk penyediaan layanan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada atap dengan total kapasitas 187,97 megawatt peak (MWp).
PLN juga menyepakati power purchase agreement (PPA) pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM), PLTS, dan pembangkit listrik tenaga sampah (PTLSa) dengan total kapasitas 25,7 megawatt (MW).
Selain itu, PLN meresmikan pengoperasian empat PLTM yang berada di Sumatera dengan total kapasitas 30 MW. Kemudian, PLN juga bekerja sama dengan tiga perusahaan yang menyerap renewable energy certificate (REC) dengan total kapasitas 200 gigawatt hour (GWh).
Baca Juga: Hidrogen Hijau Terintegrasi, Studi Bersama Pupuk Indonesia dan PLN
PLN menyepakati kerja sama untuk pengembangan EBT serta pusat data di Batam, Kepulauan Riau. Selanjutnya, PLN juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang transisi energi.
Sedangkan untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PLN juga menggandeng empat perusahaan untuk pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan penyediaan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) sekaligus baterai sebagai pilot project electric vehicle marine.
Dalam pembukaan EBTKE ConEx 2023, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan target mencapai NZE 2060 butuh usaha ekstra dengan program yang terencana dengan baik. Dalam hal tersebut, berbagai program transisi energi membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan yang ada dalam ekosistem EBT di Tanah Air.
Baca Juga: Lebih Hemat dan Efisien, Medco Energi Bangkanai Gunakan Listrik PLN
"Kita harus melakukan program transisi energi ini dengan memanfaatkan sumber-sumber EBT dalam negeri yang ternyata potensinya luar biasa besar. Semua bisa dimanfaatkan kalau kita membangun infrastruktur yang bisa menyalurkan semua potensinya," ungkap Arifin.
Arifin menekankan pentingnya pengembangan teknologi terbaru guna memaksimalkan sumber-sumber EBT yang tersebar di berbagai tempat. Pemerintah mendukung penuh upaya ini melalui kebijakan-kebijakan yang memudahkan usaha di bidang EBT.
"Dream kita membangun jaringan koneksi antar pulau, agar potensi yang ada di pelosok-pelosok bisa dinikmati seluruh masyarakat dan industri. Kita punya sumber daya besar, mineral-mineral penting, yang kalau dimanfaatkan dengan teknologi yang tepat akan menjadi dukungan transisi energi dan menumbuhkan ekonomi," katanya.