News

Wilmar Group Mundur dari Proyek Tol Terpanjang di Indonesia, Ada Apa?

Wilmar Group menyatakan mundur dari proyek tol terpanjang di Indonesia, jalan tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap atau Getaci.

Featured-Image
Ilustrasi Tol Getaci. Foto: dok. Kementerian PUPR

bakabar.com, JAKARTA –Konglomerat pemilik Wilmar Group Martua Sitorus menyatakan mundur dari proyek tol terpanjang di Indonesia jalan tol Gedebage – Tasikmalaya–Cilacap atau Getaci.

Selain Martua Sitorus, proyek tersebut dipegang oleh Yusuf Hamka yang juga mundur dari pembangunan tol Getaci.

Mundurnya dua konsorsium tersebut, membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melakukan lelang ulang terhadap proyek pembangunan jalan tol sepanjang 206,65 km itu.

“Proyek pembangunan jalan Tol Getaci akan kita lelang ulang. Kita sudah mulai proses lelang ulang ini di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian melalui keterangan tertulis, Kamis (19/1) dilansir bakabar.com Jakarta.

Baca Juga: Tony Zhou Yuan, Konglomerat Dermawan yang Smelter Nikelnya Terbakar

Herdy menjelaskan kedua konsorsium tersebut tidak melakukan penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close) sehingga investor dinyatakan mundur pada proyek ini.

“Dilelang ulang karena kemarin tidak financial close. Pembangunan jalan Tol Getaci dilaksanakan setelah ada investor yang memenangkan lelang ulang tersebut,” jelasnya.

Diketahui, tol Getaci dibangun dengan tujuan untuk menghubungkan wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan panjang total 206,65 Km.

Baca Juga: Fantastis! Negara Habiskan Rp101,36 Triliun Bikin Jalan Tol

Pembangunan proyek membutuhkan nilai investasi sebesar Rp56,20 triliun. Pembangunan tol Getaci diperkirakan berlangsung selama 40 tahun, terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dilaksanakan oleh PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC).

Proyek pengembangan tol Getaci telah menjaring beberapa nama perusahaan atau group sebagai pemenang konsorsium. Beberapa konglomerat diketahui ada di balik proyek tersebut, terlihat dari daftar nama perusahaan atau grup usaha di proyek ini.

Baca Juga: Tony Zhou Yuan, Konglomerat Dermawan yang Smelter Nikelnya Terbakar

Pada konsorsium JGC dalam laporan PT Jasa Sarana 2021, pemegang saham antara lain PT Jasa Marga 32,5%, PT Daya Mulia Turangga 13,38%, PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Waskita Karya 20%, PT Pembangunan Perumahan 10%, dan PT Wijaya Karya 10%.

Kemudian perusahaan BUMN seperti Jasa Marga, PT PP, Waskita, dan Wijaya Karya sebagai perwakilan dari BUMN. Sedangkan perwakilan dari sektor swasta ada PT Daya Mulia Turangga, PT Sarana dan PT Gama Group.

PT Gama Group merupakan perusahaan yang dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan laporan Forbes, Martua Sitorus, pemilik Wilmar Group memiliki kekayaan mencapai USD 3,1 miliar.

Baca Juga: Mengintip Kekayaan 6 Konglomerat Ternama Pemain Smelter di Indonesia

Yusuf Hamka yang juga terlibat dalam proyek Getaci melalui PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana dan merupakan BUMD milik Jawa Barat (Jabar).

Berdasarkan daftar pemegang saham perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, dan 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CNMP).

Keberadaan Hamka di proyek tol Jawa Barat juga tergabung dalam PT Citra Marga Lintas Jabar, yang sahamnya dimiliki oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk) dengan persentase 80%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan kepemilikan 19,88%, dan PT Jasa Sarana sebesar 1,26%.

Editor


Komentar
Banner
Banner