bakabar.com, JAKARTA – Water birth merupakan persalinan yang dilakukan di dalam kolam yang berisi air hangat. Dokter menyebutnya sebagai prosedur eksperimental yang berisiko.
Selama water birth, ibu akan direndam dalam air, biasanya di dalam bak stasioner atau bak tiup dan ditunggu hingga proses melahirkan di dalam air selesai. Ini merupakan pilihan yang baik jika menginginkan manfaat hidroterapi.
Melansir dari Webmd, Di Amerika Serikat, beberapa pusat bersalin di negeri Paman Sam telah menawarkan melahirkan di air. Artinya, melahirkan di dalam air mulai menjadi pilihan perempuan di negara tersebut.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), yang menetapkan pedoman untuk perawatan kehamilan dan persalinan di AS mengatakan, melahirkan di air pada tahap pertama persalinan mungkin memiliki beberapa manfaat. Tetapi melahirkan bayi di bawah air harus dianggap sebagai prosedur eksperimental yang berisiko.
Baca Juga: Baby Blues, Ketika Psikis Ibu Tak Baik-baik Saja setelah Melahirkan
Mandi air hangat dapat membantu ibu untuk merasakan rileks dan merasa lebih terkendali. Mengambang di air juga membantu bergerak lebih mudah dari pada di tempat tidur. Menurut ACOG, perendaman dalam air pada kala satu persalinan dapat membantu mempersingkat durasi persalinan. Bersalin di air juga dapat mengurangi kebutuhan akan pereda nyeri tulang belakang.
Satu persalinan kecil mengungkapkan wanita yang melahirkan di air juga memiliki tingkat operasi Caesar lebih rendah dan lebih sedikit menurunkan tekanan stress pada 42 hari setelah melahirkan dibandingkan yg melahirkan dengan prosedur biasa tempat tidur.
Melahirkan di air juga memiliki masalah yang bisa terjadi. Jadi ibu perlu memperhatikan apa saja risiko yang dihadapi jika memutuskan melakukan water birth, antara lain tali pusar bisa putus sebelum bayi lahir, suhu tubuh bayi mungkin terlalu tinggi atau rendah, dan bayi bisa mengalami kejang atau tidak bisa bernafas
Mengingat risiko yang cukup berbahaya, tak ada salahnya jika ibu ingin melakukan water birth bisa berkonsultasi dulu ke dokter. Harapannya, risiko yang mungkin terjadi bisa diantisipasi.