bakabar.com, JAKARTA - Nyamuk penyebab demam berdarah bisa lebih bahaya di musim kemarau. Pencegahan wajib dilakukan.
Selama musim kemarau angka DBD terus meningkat. Hampir seluruh daerah di Indonesia menyampaikan terjadinya peningkatan penyakit akibat nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Salah satu peningkatan terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Dinkes kabupaten tersebut mengatakan terjadi peningkatan kasus DBD hingga 30 persen di tahun 2023.
Di DKI, hingga bulan Juli 2023, tercatat ada 2.745 kasus DBD. Angka ini masih dianggap aman dan terkendali bagi pemerintah DKI.
Banyak peneliti menyebutkan, di musim kemarau nyamuk penyebab DBD menjadi lebih ganas. Maka pencegahan menjadi prioritas untuk dilakukan.
"Jika suhu di luar ruangan tinggi dalam jangka waktu lama, pencegahan DBD harus menjadi prioritas," ujar salah satu peneliti, Xiao-Guang Chen, dari Southern Medical University, Guangzhou, Tiongkok, dilansir Frontiersin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu tinggi meningkatkan risiko infeksi demam berdarah, meskipun risikonya bervariasi antara zona iklim dan tingkat ekonomi dari suatu negara.
DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, ketika nyamuk tersebut mengigit penderita demam berdarah, kemudian mengigit orang yang sehat. Dan menyebabkan demam tinggi mencapai 40 celcius, nyeri pada sendi dan otot, muntah dan sakit kepala.
Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk Sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Kami menghimbau agar seluruh masyarakat mengingat kembali pentingnya lingkungan bebas jentik nyamuk dan bahaya dari gigitan nyamuk tersebut," ujar Dwi Oktaviana, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangan tertulisnya.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga terus berupaya melakukan pengamatan dan edukasi kepada warga.
Ia juga menekankan pentingnya PSN 3M Plus untuk dilakukan bersama-sama, yang bisa dilakukukan di rumah, sekolah dan kantor setiap seminggu dengan rutin melalui gerakan satu rumah satu jumantik.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan program pemerintah dan Kementerian Kesehatan, yang menganjurkan untuk melkukan kegiatan menguras penampungan air, menutup rapat penampungan air dan memanfaatkan kembali barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk.
Adapun pencegahan untuk ketahanan diri yaitu dengan mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih, seperti susu, jus buah dan lainnya. Serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Namun jika sudah mengalami gejala yang lebih parah, pasien harus segera di larikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Kasus DBD di HST Terus Meningkat, Ada 157 Kasus hingga Agustus 2023