Gejala Penyakit Cacar Monyet
Wayan memaparkan bahwa penularan cacar monyet secara vertikal dapat berujung pada komplikasi, cacar bawaan, atau bahkan lahir mati. Untuk itu, penting bagi masyarakat mengenal gejala awal terpapar virus monkeypox.
"Pasien dinyatakan infeksius dari saat ruam mulai muncul hingga deskuamasi atau pergantian kulit. Proses ini membutuhkan waktu hingga beberapa minggu," kata dia.
Masa inkubasi cacar monyet umumnya berkisar antara 6 sampai 13 hari. Gejala penyakit pada manusia sangat mirip dengan penyakit cacar, yaitu demam dengan suhu tubuh mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius, kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, dan sakit kepala.
Gejala-gejala tersebut akan diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng. Lesi bertahan sekitar 1 sampai 3 hari pada setiap tahap dan berprogres secara bersamaan.
Adapun area kemunculan lesi adalah wajah (98 persen), telapak kaki dan tangan (95 persen), membrane mukosa mulut (70 persen), genital (28 persen), dan konjungtiva (20 persen).
"Secara umum lesi lebih jelas pada anggota gerak dan wajah dibandingkan pada badan. Manifestasi pada area genital dapat menjadi dilema diagnosis pada populasi berpenyakit menular seksual (PMS),” ungkap Wayan.
Upaya Mencegah Penyebaran Cacar Monyet
Wayan mengungkapkan pemberian vaksinasi atau penggunaan vaksin cacar setidaknya dapat memberikan perlindungan parsial terhadap infeksi virus monkeypox. Namun, untuk saat ini, Indonesia masih belum menyediakan vaksin cacar monyet.
Meski begitu, masih ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Di antaranya, menghindari kontak langsung dengan orang bergejala, melakukan hubungan seksual yang aman, menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, serta mempraktikkan etika batuk dan bersin yang benar.
Selain kebersihan diri, Wayan mengimbau agar kebersihan lingkungan sekitar juga perlu dijaga. Caranya adalah dengan menerapkan good hygiene practices, seperti mencuci kain dengan detergen, memisahkan alat makan orang terinfeksi, mencuci alat makan dengan air panas atau air hangat, serta membersihkan permukaan terkontaminasi dengan desinfektan. (Nurisma)