bakabar.com, MARABAHAN - Lebih sepekan pascamediasi, PT Palmina Utama dinilai belum berkomitmen mengatasi banjir yang melanda Jejangkit di Barito Kuala (Batola).
Diketahui dalam mediasi yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan, Jumat (24/3), dihasilkan tujuh kesepakatan.
Di antaranya menutup akses pembuangan air melalui pompa ke outlet dari kebun sawit PT Palmina maupun PT Putra Bangun Bersama (Julong Group), sampai kajian teknis lebih lanjut.
Kemudian perusahaan juga diminta menutup semua outlet yang mengarah ke handil di Jejangkit, serta membuka saluran pembuangan air ke Sungai Barito di Handil 14, 8, 6, 5, 4 dan 3.
Namun setelah sepekan berlalu, putusan itu belum sepenuhnya dijalankan oleh perusahaan terkait. Akibatnya debit banjir di Jejangkit tak mengalami perubahan signifikan.
Hal tersebut diketahui seusai pemeriksaan lapangan yang dilakukan masyarakat bersama Polsek Jejangkit, Jumat (31/3).
"Memang beberapa saluran sudah ditutup. Namun terdapat jalur-jalur air yang diduga masih dibuka dan mengarah ke lokasi di belakang Jejangkit," papar Muhammad Taufik, Kepala Desa Jejangkit Pasar.
"Kemudian semua handil yang diharuskan dibuka, juga masih ditutup. Demikian pula saluran sekunder yang mengarah ke Sungai Barito. Ditambah sebagian pompa air masih beroperasi," imbuhnya.
Baca Juga: Picu Banjir di Jejangkit Batola, Warga Tuntut Penutupan Saluran Air PT Palmina
Baca Juga: BWS Pastikan PT Palmina Belum Kantongi Izin Pembuangan Air ke Sungai Alalak
Menanggapi fakta di lapangan, Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, menegaskan telah menjajaki solusi alternatif yang berpotensi menurukan debit air di Jejangkit.
"Langkah yang akan dilakukan adalah membuka jalur air di Desa Sawahan di Kecamatan Cerbon. Sungai ini juga melewati Kecamatan Rantau Badauh dan bermuara di Sungai Barito," papar Mujiyat, Selasa (4/4).
"Kemudian sungai yang semula 4 meter, diperlebar menjadi 6 meter sepanjang sekitar 10 kilometer. Dengan demikian, debit air yang mengalir lebih banyak," imbuhnya.
Kemudian air yang dialirkan ke Sungai Barito, didorong dengan beberapa mesin pompa, "Satu mesin pompa diestimasi memiliki kekuatan 200 liter per detik," jelas Mujiyat.
Setelah air mengalir, langkah berikutnya adalah membuat sodetan di saluran air yang mengarah ke Jejangkit.
"Langkah ini mulai berproses, sudah dikaji Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola dan dikoordinasikan dengan semua kepala desa yang dilewati aliran sungai," tegas Mujiyat.
Di sisi lain, Pemkab Batola juga telah memanggil PT Palmina Utama, tak lama setelah mediasi yang diinisiasi DLH Kalsel.
"Alhamdulillah semua pembiayaan pembersihan sungai ditanggung PT Palmina, termasuk pengadaan mesin. Ini sebuah kerjasama yang baik, mengingat keterbatasan anggaran di Pemkab Batola," ungkap Mujiyat.
"Berdasarkan kalkulasi Dinas PUPR Batola, anggaran yang dibutuhkan untuk pembersihan sungai sekitar Rp2,5 miliar," pungkasnya.
Baca Juga: Dugaan Pelanggaran PT Palmina di Jejangkit Batola, Walhi Tuntut Perhatian Pemerintah
Baca Juga: Tak Kunjung Surut, Banjir Gerus Jumlah Jemaah Tarawih di Jejangkit Batola