Borneo Hits

Warga Anjir Muara dan Anjir Pasar Batola Bersatu, Gelar Tolak Bala Kecelakaan Lalu Lintas

Ratusan warga Kecamatan Anjir Pasar dan Anjir Muara, Barito Kuala (Batola), menggelar prosesi tolak bala sebagai bentuk keprihatinan terhadap peningkatan kecela

Featured-Image
Ratusan warga dari 10 desa di Anjir Muara dan Anjir Pasar melakukan tolak bala di Jalan Trans Kalimantan. Foto: Istimewa/Ibrahim

bakabar.com, MARABAHAN – Ratusan warga Kecamatan Anjir Pasar dan Anjir Muara, Barito Kuala (Batola), menggelar prosesi tolak bala sebagai bentuk keprihatinan terhadap peningkatan kecelakaan lalu lintas di Jalan Trans Kalimantan.

Kegiatan digelar selepas salat isya, Minggu (9/6), dan melibatkan masyarakat dari 10 desa yang dilintasi jalan nasional tersebut.

Prosesi diawali dengan salat wajib berjemaah, dilanjutkan salat hajat, pembacaan Surah Yasin, dan melantunkan Selawat Burdah sepanjang rute desa masing-masing.

Warga berjalan kaki beriringan sambil membawa obor bambu, sebagian lain menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Prosesi tolak bala dilakukan warga Desa Marabahan Baru atau ujung Jembatan Barito, hingga Desa Anjir Muara Lama yang berada di perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Kegiatan tersebut dilepas Bupati H Bahrul Ilmi, serta dikawal personel gabungan dari Satlantas Polres Batola, Polsek Anjir Muara, Polsek Anjir Pasar, Koramil 1005-08/Anjir Muara, Koramil 1005-09/Anjir Pasar dan relawan.

"Total 10 desa dan 2 kecamatan yang melaksanakan. Ini dipelopori oleh para kepala desa dan camat di Anjir Muara maupun Anjir Pasar," jelas Kepala Desa Anjir Muara Lama, Nasruddin, mewakili seluruh kepala desa.

"Alhamdulillah Bupati Batola dapat berhadir. Pun antusiasme masyarakat luar biasa. Bahkan iring-iringan membentang sepanjang beberapa kilometer," tambahnya.

Sementara Camat Anjir Pasar, Muhammad Yusuf, menambahkan ritual itu tidak hanya ditujukan untuk menolak bala kecelakaan, tetapi juga musibah lain.

"Sebenarnya bukan hanya tolak bala kecelakaan lalu lintas. Dengan izin Allah, kami menginginkan terhindar dari segala musibah," ungkap Yusuf.

"Kami berterima kasih kepada para kepala desa, tokoh agama, ulama, tokoh masyarakat, dan semua elemen masyarakat. Terkhusus kepada Bupati Batola yang mendukung kegiatan ini, sehingga membangkitkan antusiasme masyarakat," tambahnya.

Teranyar kecelakaan maut terjadi di atas Jembatan Barito, Kamis (5/6), atau tepat di malam Iduladha 1446 Hijriah.

Dua remaja masing-masing AF (23) dari Desa Hilir Mesjid, Anjir Pasar, dan MF (14) dari Desa Anjir Muara Kota, Anjir Muara, meninggal dunia akibat tabrakan adu banteng.

"Jalan Trans Kalimantan semakin padat. Kami berharap pihak terkait memasang rambu-rambu tambahan untuk menekan angka kecelakaan," tegas Yusuf.

Editor


Komentar
Banner
Banner