bakabar.com, BANJARMASIN - Wakil Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Syaripuddin menyoroti Kalsel yang tidak termasuk provinsi dengan tingkat kegemaran membaca tertinggi pada tahun 2022.
Diketahui, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) telah merilis mana saja provinsi. Mengejutkan, Kalsel tidak masuk kedalam 10 besar.
Hal ini mengingat Kalsel dinobatkan sebagai wilayah yang memiliki Indeks Pembangunan Literasi (IPL) tertinggi Se-Indonesia tahun 2021 dan posisi ke empat pada tahun 2022.
Hal ini tentunya menjadi PR tersendiri untuk Kalsel mengingat pembangunan literasi yang tertinggi tidak disertai kegemaran membaca yang tinggi.
"Karakteristik IPL lebih memfokuskan pada sisi hulu yakni pengembangan dan penguatan kelembagaan dan infrastruktur perpustakaan, dan pada sisi ini Kalsel berhasil. Tapi semua itu seakan percuma jika kegemaran membaca di Kalsel tidak beriringan dengan IPLnya," ujarnya.
Bang Dhin sapaannya menyampaikan bahwa menumbuhkan minat baca seseorang di zaman dan era yang serba maju ini memang tidak mudah.
Terlebih saat ini, Indonesia menempati rangking ke 62 dari 70 negara yang berkaitan dengan tingkat literasi.
Artinya, minat baca masyarakat Indonesia termasuk berada di 10 negara paling bawah atau memiliki tingkat literasi yang rendah.
"Rendahnya minat baca masyarakat menghasilkan daya saing yang rendah, indeks pembangunan SDM yang rendah, inovasi masyarakat yang rendah, dan ujung-ujungnya juga berpengaruh terhadap memengaruhi pendapatan perkapita,” ucapnya.
Ia menekankan bahwa sangat menantang Dispersip Kalsel untuk membuat terobosan tepat guna dan tepat sasaran agar tahun depan kegemaran membaca Kalsel bisa setinggi prestasi pembangunan literasinya.
"Jangan cuma pembangunan dikejar tapi esensi penting yakni kegemaran membaca juga harus bisa menyusul," papar Politisi yang dekat dengan kaum muda ini.
Bang Dhin melanjutkan bahwa pembangunan literasi berkaitan erat dengan pembangunan kegemaran membaca.
"Orang akan rajin membaca karena infrastruktur perpustakaan yang baik, infrastruktur perpustakaan akan semakin baik karena adanya demand tinggi terhadap perpustakaan,” pungkasnya.