Tak Berkategori

Viral Voice Note Tangisan Warga yang Hilang Misterius di Cadas Pangeran

apahabar.com, BANDUNG – Voice note warga yang hilang misterius di Jalan Cadas Pangeran, Sumedang, sontak menjadi…

Featured-Image
Salah satu sisi Jalan Cadas Pangeran di Sumedang yang membelah pegunungan dan jurang dalam. Foto: Antara

bakabar.com, BANDUNG – Voice note warga yang hilang misterius di Jalan Cadas Pangeran, Sumedang, sontak menjadi viral di Tik Tok.

Seorang warga Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat bernama Yana Supriatna, dilaporkan hilang misterius sejak, Selasa (16/11) malam.

Proses pencarian pun langsung dilakukan tim gabungan. Namun Yana Supriatna tak kunjung ditemukan hingga, Kamis (18/11).

Di sisi lain, motor Honda Supra yang dipakai Yana Supriatna sudah ditemukan berparkir di pinggir Jalan Cadas Pangeran.

Sebelum dinyatakan hilang, Yana sempat mengirim dua voice note atau pesan suara melalui aplikasi WhatsApp kepada sang istri.

Pesan suara itu kemudian menjadi viral di jagat maya, setelah diunggah ulang oleh akun Tik Tok @MiftahSr.

@miftahsr72

Balas @sislowhandnih nih tar di hapus lagi

♬ suara asli – OwnerZESSY – MiftahSr.

Pesan pertama menyebutkan Yana sedang salat isya di sekitar Kecamatan Pamulihan. Korban juga menjelaskan ada seseorang yang ikut menumpang motornya, karena sama-sama pulang ke Sumedang.

“Salat dulu di simpang, salat isya. Kebetulan ada yang orang Sumedang juga nebeng ikut sama ayah,” demikian bunyi voice note itu.

Namun dalam pesan suara kedua, Yana mengirimkan pesan sambil menangis, bernada ketakutan, serta menyesali perbuatan kepada Tuhan. Juga terdengar suara gemuruh air.

Juga dalam pesan kedua, Yana Supriatna menjelaskan bahwa orang yang menumpang tersebut telah berbuat jahat.

Cadas Pangeran terletak sekitar 6 kilometer sebelah barat daya Sumedang yang dilalui jalan raya Bandung—Cirebon.

Pemberian nama ini terkait dengan pembangunan Jalan Raya Pos Daendels. Dalam proses pembangunan di masa penjajahan Belanda, sedikitnya 5.000 pekerja kehilangan nyawa.

Penyebabnya mereka bekerja rodi mengikis perbukitan berlereng terjal, serta memangkas material batu cadas hanya dengan peralatan terbatas.

Ditambah perbekalan tidak sepadan, banyak pekerja terjatuh dari atas tebing, dijangkiti penyakit, hingga dimangsa binatang buas di tengah hutan.



Komentar
Banner
Banner