bakabar.com, BANJARMASIN - Prediksi tentang penyebab terjadinya gempa di Turki-Suriah mendadak viral di media sosial.
Seseorang dengan akun Twitter, Frank Hoogerbeets, mengungkapkan pernyataan melalui sebuah cuitan bahwa gempa berkekuatan Magnitudo 7,5 yang menimpa Turki, Yordania, Suriah, dan Lebanon itu akibat perpindahan tata letak planet.
"Cepat atau lambat akan ada ~M 7.5 #gempa bumi di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)," prediksi Hoogerbeets sebelumnya seperti dilansir dari cnn, Rabu (8/2).
Gempa dengan M 7,8 kemudian mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2). Hoogerbeets menyebut kejadian ini sesuai dengan prediksinya. Selain itu, ia mengaitkan bencana alam tersebut dengan tata letak planet di angkasa.
"Hati saya berduka pada semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari," ujarnya.
Dalam komentar, pernyataan ini pun langsung dibantah oleh Martijn van den Ende, ahli seismologi dari Université Côte d'Azur, Prancis.
"Setiap orang yang membaca 'prediksi' ini, tolong jangan tertipu. Gempa bumi tidak dipicu oleh tata letak planet, dan tidak ada metode ilmiah untuk memprediksi gempa bumi," kicau dia, Senin (6/2).
"Silakan berkonsultasi dengan seismolog sungguhan jika Anda punya pertanyaan," tambah Martijn.
Tak banyak informasi yang dapat ditemukan soal Hoogerbeets. Pada profil Twitter-nya, ia mengaku sebagai peneliti dari Survei Geometri Tata Surya (SSGEOS).
SSGEOS mengklaim sebagai lembaga penelitian untuk memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik.