Kalsel

Viral! Praktik Prostitusi Online Remaja Banjarmasin, Tarif Rp100 Ribu hingga Resiko Pembunuhan

apahabar.com, BANJARMASIN – Seorang remaja di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang mengaku mantan pekerja seks komersial…

Featured-Image
Eks pekerja seks komersial menceritakan pengalaman kelamnya di kanal YouTube Barucaw. Foto-YouTube

bakabar.com, BANJARMASIN - Seorang remaja di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang mengaku mantan pekerja seks komersial secara online, mengungkapkan kisah hidup dan kelamnya bisnis "esek-esek" yang dilakoni para remaja di bawah umur di kota berjuluk "seribu sungai" itu.

Remaja yang tidak disebutkan identitasnya tersebut, mengaku bahwa ia terjerumus dalam pergaulan bebas akibat salah bergaul serta tuntutan ekonomi.

Ironisnya, dalam menjalankan praktik prostitusi sejumlah teman-temannya yang masih di bawah umur, sering tidak menggunakan pengaman seperti kondom.

Video remaja putri yang mengaku sudah berhenti menjadi PSK itu, viral di media sosial setelah ditayangkan di program podcast "Baruchaw" di kanal YouTube bakabar.com.

Di video tersebut, tokoh remaja putri mantan PSK online itu terlihat mengenakan topeng untuk merahasiakan identitasnya. Ia mengaku sudah berhenti jadi PSK sejak sekitar 6 bulan lalu.

Saat wawancara dengan Budi "Engot" Ismanto yang juga Pimpred bakabar.com sebagai host podcast "Baruchaw", mantan PSK tersebut mengungkapkan, bahwa sebagian besar teman-temannya yang terjerumus di dunia prostitusi, usianya berkisar antara 14, 15 hingga 21 tahun.

Pergaulan mereka pun sangat bebas. Minuman keras dan narkoba adalah hal yang bisa mereka konsumsi.

Dalam praktiknya, para PSK remaja "bau kencur" itu, menggunakan aplikasi "mechat" untuk menawarkan jasanya.

Melalui aplikasi secara online itu, mereka menawarkan tarif antara 300 hingga 500 ribu rupiah untuk sekali layanan.

"Tapi kalau lagi sepi banget, tarifnya bisa cuma 100 ribu," ujar tokoh misterius tersebut.

Ia juga mengungkapkan, bahwa ia dan teman-temannya biasanya menyewa kamar atau "stay" di hotel-hotel bertarif murah.

Mereka tidak khawatir di razia polisi atau Satpol PP karena biasanya informasi razia sudah bocor duluan. Agar aman dari kena razia, mereka harus bayar 100 ribu rupiah per orang kepada resepsionis hotel yang bertugas sebagai informan.

Terungkap juga, bahwa resiko besar juga mengancam para PSK remaja tersebut.

"Seorang teman saya ada yang meninggal dunia gara-gara pembayaran kurang," ujar tokoh misterius itu.

Dia menceritakan bahwa temannya yang masih berusia 14 tahun tersebut dibunuh oleh pelanggannya di sebuah hotel gara-gara uang booking order (BO) yang kurang.

Karena resiko dan ancaman kekerasan itu pula yang menyebabkan remaja putri yang menjadi tamu di Podcast "Baruchaw" tersebut memilih berhenti menjadi PSK.



Komentar
Banner
Banner