bakabar.com, JAKARTA – Belakangan es cendol hangat diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Setelah Lisa BLACKPINK menghebohkan dunia maya. Perempuan berdarah Thailand ini kedapatan mengkonsumsi minuman khas Indonesia tersebut.
Kehebohan muncul setelah BLACKPINK merilis vlog konser BORN PINK yang diselenggarakan di Malaysia dan Indonesia.
Dalam vlog yang berdurasi 13 menit tersebut, Lisa BLACKPINK kedapatan tengah meminum es cendol saat berada di belakang panggung.
Baca Juga: Waspada! Sering Kesemutan Bisa Jadi Tanda Diabetes
Bahkan, gambar Lisa BLACKPINK minum es cendol dijadikan sebagai tumbnail pada unggahan vlog resmi mereka. Hal itu sontak membuat penggemar BLACKPINK ramai-ramain membeli cendol serupa.
Lantas seperti apa sejarah dari Cendol itu sendiri?
Cendol adalah jenis minuman yang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan kemudian dicampurkan dengan tepung tapioka dan tepung kacang hijau. Warna cendol adalah hijau karena biasanya menggunakan sari daun pandan.
Cendol cukup terkenal di negara Asia Tenggara terutama ketika cendol Singapura masuk ke dalam daftar dessert terbaik di dunia tahun 2021 versi CNN.
Sejarah cendol tidak memiliki bukti sejarah yang pasti, terutama karena minuman manis ini tersebar luas di kawasan Asia Tenggara. Namun kebanyakan pendapat setuju bahwa cendol berasal dari Jawa, Indonesia yang dahulu dikenal sebagai dawet.
Kata “dawet” tercatat dalam naskah Jawa awal abad ke-19 tepatnya tahun 1814 dalam buku Serat Centhini. Ini merupakan buku yang disusun 1814 hingga tahun 1823 di Surakarta, Jawa Tengah. Pendapat lain mengatakan bahwa cendol atau dawet pernah dicatat dalam Kakawin Kresnayana yang ditulis oleh Mpu Triguna dari kerajaan Kediri pada abad ke-14.
Bahkan resep pembuatan dawet tercantum dalam buku masakan East Indies Cookbook dalam bahasa Belanda yang dipulikasikan pada tahun 1866.
Baca Juga: Hari Preeklamsia Sedunia: Mengenal Dampak dan Pencegahannya bagi Ibu Hamil
Lebih jauh, resep dawet atau cendol telah tercantum dalam naskah jawa kuno, yaitu 'Kakawin Kresnayana'. Naskah tersebut ditulis oleh oleh Mpu Triguna dari abad ke-12 yang dimiliki oleh Kerajaan Kediri, Jawa Timur.
Dalam naskah tersebut nama cendol sebenarnya adalah Tjendol yang artinya bengkak. Sebutan tersebut muncul karena bulir hijau yang menjadi isian utama cendol terlihat seperti bentuk bengkak. Sejak saat itu minuman khas Indonesia tersebut akhirnya dikenal dengan nama cendol.