bakabar.com, BANJARMASIN - Video yang membahas soal cemilan kemasan rasa stroberi yang disebut zat pewarnanya terbuat dari kutu viral di media sosial.
Dari video yang dibagikan akun Instagram @wadafact.id, disebutkan kutu yang dimaksud adalah kutu daun yang sering ada di tanaman kaktus.
Serangga ini memiliki senyawa kompleks bernama antrakuinon, carminic acid yang berwarna merah pekat.
Lalu, benarkah jananan rasa stroberi berasal dari zat yang terbuat dari kutu kaktus?
Peneliti bidang botani fitokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Andria Agusta, mengonfirmasi bahwa zat pewarna karmin terbuat dari serangga.
"Ya, karmin itu senyawa kimia yang diproses dari sejenis serangga," ujar Andria dilansir dari kompas.com, Sabtu (10/6).
Zat pewarna karmin memang kerap digunakan di dalam makanan untuk memberikan warna merah pada produk tersebut. Selain itu, zat ini juga digunakan untuk beberapa produk kosmetik.
"Namun, beberapa tahun belakangan di beberapa negara, penggunaan karmin dalam produk makanan sudah mulai dibatasi karena banyak timbul kasus kasus alergi," katanya.
"Saya belum menemukan literaturnya. Tapi secara logika barangkali bukan rasa akan tetapi untuk meniru warna merah strawbery yang ditarget dalam penggunaan karmin tersebut," jelasnya lagi.
Adapun perasa stroberi, kata Andria, umumnya terbuat dari formulasi atau campuran beberapa senyawa.
"Tapi saya tidak mengetahui secara pasti komposisi formula untuk perasa stroberi tersebut," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Riset Teknologi Pengolahan Produk Hewani di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRTPP BRIN) Andi Febrisiantosa mengatakan, zat pewarna yang digunakan dalam produk jajanan, termasuk zat pewarna karmin, sudah terdaftar dalam BPOM.
"Yang pasti pewarna yang sudah diizinkan BPOM," ujarnya.