bakabar.com, PANGKALAN BUN - Kapal terbalik, KM Surya Kencana III di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalteng, masih belum dievakuasi. Kendati demikian, petugas di lapangan telah memasang oil boom cegah tumpahan minyak.
Dari pengamatan di Pelabuhan Kumai, sejumlah tampak petugas memasang oil boom menggunakan kapal berukuran sedang. Oil boom dipasang mengitari area kapal terbalik. Tidak disebutkan berapa panjangnya. Namun, alat itu dipasang sebagai antisipasi pencemaran lingkungan.
Di sisi lain, dengan alat itu, aktivitas tambat kapal di Pelabuhan Kumai itu tetap berjalan lancar. "Untuk aktivitas tambat kapal di Pelabuhan Kumai masih lancar, tidak ada hambatan, dan (PT Pelindo III Cabang Kumai) telah dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait seperti KSOP dan Operator Kapal" kata GM. PT Pelindo III Cabang Kumai, Rahmadi, Sabtu (22/10/2022).
Diungkapkannya, dengan adanya kapal KM Surya Kencana III milik PT Dharma Lautan Utama terbalik itu, area tambat kapal di Pelabuhan Kumai itu jadi berkurang.
"Untuk lokasi tambatan kapal saat ini memang ada berkurang, yakni tersisa 200 meter, tapi tidak mempengaruhi operasional di Pelabuhan Kumai" tandasnya.
Ia mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan persiapan evakuasi sekaligus tahap investigasi terkait penyebab kapal Surya Kencana III itu terbalik.
Proses Evakuasi dan Investigasi
Direktur Operasi dan Usaha PT Dharma Lautan Utama, Rahmatika Ardianto mengungkapkan bahwa evakuasi akan dilakukan tim yang berangkat dari Semarang.
"Vendor yang kami tunjuk sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dan siap berangkat dari Semarang menuju Kumai. Nanti mereka yang lebih mengerti, menggunakan alat apa untuk mengevakuasi KM Satya Kencana III yang karam pada Rabu (19/10) dini hari," kata Rahmatika Ardianto, Sabtu.
Dia menerangkan saat ini surat izin untuk evakuasi KM Satya Kencana III juga telah dikeluarkan Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan RI.
"Setelah tim evakuasi datang ke lokasi karamnya KM Satya Kencana III, tim akan melakukan kajian terlebih dahulu, bagaimana upaya mengevakuasi kapal tersebut," katanya.
Sementara itu, pada Jumat siang lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mulai melakukan investigasi karamnya KM Satya Kencana III.
"Kita di sini tidak mencari siapa yang salah pada insiden karamnya kapal ini, tapi lebih ke penyebab kecelakaan yang mengakibatkan KM Satya Kencana III ini karam," kata anggota tim KNKT, Bambang Alwi.
Alwi mengatakan, kapal karam itu membawa muatan dari Pelabuhan Perak Surabaya menuju Pelabuhan Kumai. Di perjalanan kondisi tidak ada masalah atau normal, namun saat bongkar muat atau hampir selesai, justru terjadi insiden yang mengakibatkan kapal terbalik dan karam.
"Kami akan mengumpulkan data, dari kru kapal yang bertugas saat itu, dan petugas pelabuhan Kumai yang bertugas saat kejadian tersebut," jelasnya.
Untuk hasil dari investigasi, Alwi mengatakan, menurut undang-undang yang berlaku, hasil investigasi paling cepat satu bulan, dan paling lama tiga bulan dalam menyimpulkan hasil permasalahan tersebut.
"Kecelakaan ini akan menjadi evakuasi dan pembelajaran bagi dunia transportasi laut khusunya," katanya.
KM Satya Kencana III mengalami kecelakaan dan karam pada Rabu (19/10) dini hari sekira pukul 02.30 WIB di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat Kalteng.
Kapal yang sandar pukul 00.45 tersebut mengalami insiden pada waktu melakukan bongkar muat kendaraan. Pada kejadian ini tidak ada korban jiwa, dan di dalam kapal masih ada ada 10 kendaraan, yakni dua unit kendaraan kecil, delapan unit fuso muatan sembako, dan satu truk besar tercebur.
Baca Juga: Terungkap, Penyebab Kapal Satya Kencana III Terbalik di Pelabuhan Kumai Kalteng