bakabar.com, BANJARBARU – Masjid milik Pemprov Kalsel yang satu ini sungguh unik. Karena didesain mirip kapal dan bahan bangunannya menggunakan bambu seluas 15×15 meter dengan 2 lantai.
Masjid Bambu ini diberi nama KH Abdul Qadir Hasan bertempat di Desa Kiram, Kabupaten Banjar.
Dalam konsep pembangunannya mengambil dari masjid tertua yang ada di Kalimantan Selatan yang menjadi simbol peradaban islam di Kalsel yakni masjid Sultan Suriansyah.
Ide dasar dari pengembangan masjid bambu ini diambil dari balanting bambu yang menjadi andalan wisata kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Progres fisiknya sudah selesai 100 persen dan siap pakai.
Kadis PUPR Kalsel Roy Rizali Anwar melalui, Kabid Cipta Karya, Agung Dewanto, membenarkan, progres fisik pengerjaan sudah selesai 100 persen.
“Fisik sudah selesai dan sudah bisa dipakai dan difungsikan (untuk salat). Secara umum kini masjid sudah selesai dan tinggal pembersihan dan masuk masa pemeliharaan,” ucap Agung Dewanto Jumat, 5 Maret.
Agung bilang aset masjid ini akan diserahkan ke pengelola melalui biro umum agar dikelola dan dimanfaatkan baik.
Sementara, Deputi Proyek Manager, Masjid Bambu Kiram Kabupaten Banjar, Agus Yudi Erwanto, bersyukur proyek berjalan sesuai kalender kerja.
“Kendala tidak ada yang krusial. Dari awal sampai akhir sesuai dengan jadwal. Masjid ini pra-konstruksinya merupakan pipa baja dan kemudian dilapis bambu,” kata Agus.
Di masjid ini tidak perlu pakai pendingin ruangan katanya, karena sudah dirancang natural alam dengan ventilasi yang sudah memadai sehingga tidak perlu AC.
Dijelaskan Agus Yudi Erwanto, untuk bahan bambu ini didatangkan dari Sleman Jogja dan merupakan bambu pilihan yang sudah diproses agar kuat anti rayap sehingga ketika dipasang dikonstruksi.
“Untuk lantai 2 tempat salat atau peribadatan yang dapat menampung 180 hingga 250 orang jemaah,” kata dia sembari menjelaskan untuk outdoor bisa dipakai untuk pengajian dan sejenisnya.
Sebagai informasi, masjid ini dibangun selama enam bulan yakni dengan masa kontrak 170 hari kalender. Yakni dari Juli hingga akhir Desember 2020, dengan anggaran Rp11,9 miliar lebih.