Tak Berkategori

Uni Eropa Blokir Kelapa Sawit, GAPKI Kalsel: Kasihan Petani Kecil

apahabar.com, BANJARMASIN – Uni Eropa rencananya akan memblokir kelapa sawit masuk wilayah mereka. Gabungan Pengusaha Kelapa…

Featured-Image
Ilustrasi petani sawit. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Uni Eropa rencananya akan memblokir kelapa sawit masuk wilayah mereka. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan (Kalsel) pun memberikan tanggapan.

“Rencana pemblokan dan kampanye hitam Uni Eropa terhadap sawit, sebenarnya tidak terpengaruh langsung terhadap volume ekspor minyak sawit,”
ucap Ketua GAPKI Kalsel, Totok Dewanto kepada bakabar.com, Kamis (25/4/2019).

Mengingat ekspor minyak sawit Kalsel, kata dia, sebagian besar ditujukan bukan ke Uni Eropa, melainkan dominan ke negara asia seperti halnya Cina, India, Malaysia dan Jepang.
Namun, sambung dia, akibat pemberitaan yang ada akan menyebabkan harga minyak sawit menjadi tertekan.

“Tampaknya memang itu yang mereka inginkan,” ujarnya.

Tujuannya yakni, negara Uni Eropa bisa membeli minyak sawit dengan harga yang murah. Indikasinya, setiap tahun volume ekspor ke Uni Eropa terus meningkat. Sehingga dampak bagi perusahaan adalah akan berusaha lebih efisien dan menekan biaya produksi.

“Yang kasihan sebenarnya adalah petani sawit kecil. Akibat harga yang terus tertekan, maka pendapatan petani juga turun karena biaya sarana produksi terus naik,” tegasnya.

Apa yang dilakukan oleh Uni Eropa, tegas dia, merupakan bentuk politik dagang agar tetap menguntungkan negara Uni Eropa.

Di satu sisi Uni Eropa menggembar-gemborkan perdagangan bebas untuk produk mereka, tapi melakukan hambatan bagi produk minyak sawit yang mau masuk Uni Eropa.

Pihaknya pun pernah melakukan gugatan masalah ini ke World Trade Organisation (WTO) dan dinyatakan menang. Namun, Uni Eropa kembali membuat aturan baru yang bertujuan menghambat produk minyak sawit.

Totok berharap, agar program B20 bisa terus berjalan dan ditingkatkan menjadi B100, sehingga penyerapan minyak sawit dalam negeri meningkat signifikan. Alhasil dapat meningkatkan harga minyak sawit dunia.

“Sehingga kita tidak lagi tergantung pasar Uni Eropa atau negara lainnya,” tutupnya.

Baca Juga: Gapki Kalsel Keluhkan Pemberlakuan Moratorium Sawit

Baca Juga: Dewan: Hilirisasi Jadi Solusi Atasi Harga Sawit di Kalsel

Baca Juga: Kelelahan, Pejuang Demokrasi di Amuntai Meninggal Dunia

Baca Juga: Operasi Ketupat 2019 di Kalsel, Jalur Minim Rambu Jadi Sorotan

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini

Komentar
Banner
Banner