bakabar.com, KOTABARU - Agama Kaharingan yang merupakan salah satu kepercayaan Suku Dayak pedalaman di Kotabaru telah lama resmi diakui Pemerintah Pusat.
Legalitas Agama Kaharingan di Kotabaru resmi dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 13 Desember 2017 lalu.
Resminya Agama Kaharingan juga dibenarkan oleh salah satu tokoh di Kotabaru sekaligus eks Kepala Kesbangpol Kotabaru H Adi Sutomo.
Menurut dia, di Kotabaru penganut Agama Kaharingan yang tersebar di enam kecamatan, dan jumlahnya mencapai sekitar sembilan ribu orang telah resmi.
“Ya. Legalitas ribuan umat Kaharingan itu sudah terbit, dan ditandatangani langsung Mendikbud tahun 2017 lalu,” jelasnya, Rabu (16/8/2023).
Adi menuturkan, legalitas Agama Kaharingan tidak hanya untuk mereka yang tinggal di Kotabaru, akan tetapi juga berlaku, dan mencakup untuk mereka yang berada di wilayah Kalimantan.
“Sebenarnya, legalitas itu tidak hanya untuk di Kotabaru. Tapi, atas dasar itu, umat Kaharingan di Kalimantan juga diakui oleh pemerintah,” tandas Adi Sutomo.
Sementara, dari data Kesbangpol Kotabaru, enam kecamatan di Kotabaru yang mayoritas beragama Kaharingan, meliputi Kecamatan Hampang, Kelumpang Hulu, Kelumpang Barat, Pamukan Barat, serta di Sungai Durian.
Lantas bagaimana para penganut Agama Kaharingan di Kotabaru menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan RI tahun ini?
Ketua Majelis Umat Kepercayaan Kaharingan Indonesia (MUKK-I) Sukirman, mengaku menyambut gembira HUT ke-78 Kemerdekaan RI layaknya warga dan penganut agama lainnya.
Menurutnya, umat Kaharingan juga kompak memasang bendera merah putih di halaman rumah, dan menggelar beragam kegiatan menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
"Jadi, tidak ada perbedaan kami di sini. Kami juga sama-sama memasang bendera merah putih, juga bersama umat lainnya mengadakan berbagai lomba Agustusan," ujar Sukirman, dikontak bakabar.com, Rabu sore.
Sukirman menambahkan, berkenaan dengan ibadah atau ritual khusus menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan RI memang tidak dilaksanakan, hal itu lantaran keterbatasan dana.
"Sebenarnya kami ingin mengadakan acara untuk mengangkat budaya tradisi orang terdahulu, seperti babangsai, badunang dan lainnya tapi kami untuk biayanya kami tidak ada," ujarnya.
"Tapi, kalau soal ibadah kami tidak ada masalah dan tidak ada kendala selama ini. Kami selalu rukun dan saling menghargai walau berbeda suku dan agama di sini," ujarnya.
Selain itu, Sukirman di momen HUT ke-78 Kemerdekaan RI pemerintah juga dapat memberikan perhatian terhadap umat Kaharingan sama halnya untuk umat lainnya yang berada di pelosok Hampang.
"NKRI harga mati bagi kami. Semoga negara kita tetap utuh, dan semoga kami tetap dapat perhatian dari pemerintah seperti umat lainnya. Apabila kami bersuara nanti juga bisa didengar," pungkasnya.