bakabar.com, KOTABARU - Sebuah tugu dengan patung nelayan dibangun kokoh di kawasan pusat Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Posisinya tugu bersejarah itu juga dinilai cukup strategis lantaran posisinya tak jauh dari Mapolres, Dinas Satpol PP dan Damkar, serta Dinas Perhubungan Kotabaru.
Di sana juga merupakan bundaran yang menghubungkan empat penjuru jalan.
Berdasarkan penelusuran bakabar.com, tugu tersebut dibangun oleh sejumlah tokoh Bumi Sa Ijaan.
Mulai berdiri sekitar tahun 1970 silam dan hingga kini masih terpelihara dengan baik.
Kadisparpora Kotabaru melalui Kabid Even dan Pertunjukan pada Disparpora Kotabaru, Rudi Nugraha mengatakan keberadaan tugu nelayan tersebut merupakan ikon sekaligus simbol dan kebanggaan bagi warga Kotabaru.
Terlebih menurutnya, mayoritas warga di pesisir Pulau Laut Kotabaru bekerja sebagai nelayan yang kesehariannya harus berjuang keras di laut demi menghidupi keluarga.
"Jadi, kenapa tugu nelayan itu ada, karena memang masyarakat kita ini mayoritas nelayan, jadi itu sekaligus simbol daerah kita," ujar Rudi, sekaligus tokoh seniman di Kotabaru ini, Jumat (11/8).
Sepengetahuan Rudi, tugu nelayan tersebut juga merupakan salah satu simbol daerah yang pertama kali dibangun di Kotabaru. Bahkan yang menarik, menyimpan cerita mitos tersendiri bagi masyarakat setempat.
Tugu juga menggambarkan seorang nelayan berdiri tegap membawa senjata tombak dan ikan khas Suku Bajau pesisir.
Tugu-tugu lainnya seperti tugu ikan todak yang ada di Kotabaru itu dibangun belakangan, jauh dibanding dengan tugu nelayan.
"Menurut cerita masyarakat tugu sekaligus monumen tertua itu mengandung cerita mitos. Bahkan, banyak masyarakat bilang jika tugu itu diganggu maka bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.
Rudi berharap keberadaan tugu nelayan tersebut tetap terjaga, dan andaikan akan renovasi tidak menghilangkan sejarah sebelumnya.
"Kalaupun nanti ada pembuatan perlu ada pertemuan dulu dengan para tokoh kita. Intinya jangan sampai menghilangkan sejarah yang ada. Sebab, identitas itu penting," pungkasnya.
Sementara warga Kotabaru juga membenarkan ihwal tugu nelayan tersebut menyimpan cerita mitos yang dinilai di luar nalar.
"Kalau cerita dari orang tua kita dulu, patung nelayan yang di atas itu bisa hilang, dan turun saat momen-momen tertentu," ujar Nisa warga Kotabaru kepada bakabar.com, Jumat sore.