DPRD Kalsel

Truk Terjungkal hingga Jalan Rusak di Amuntai, Dewan Kalsel Desak Tanggung Jawab Conch

apahabar.com, BANJARMASIN – Ketua Komisi III DPRD Kalsel Sahrujani menyayangkan insiden tergulingnya truk semen di Palampitan,…

Featured-Image
Warga menyoraki truk yang terguling di Palampitan, Amuntai lantaran melewati sebuah jalan bergelombang. Belakangan didapati fakta jika truk tersebut melebihi berat maksimum truk. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Ketua Komisi III DPRD Kalsel Sahrujani menyayangkan insiden tergulingnya truk semen di Palampitan, Hulu Sungai Utara (HSU). Terlebih jalan itu baru selesai direstorasi.

“Kita prihatin dan menyayangkan keadaan ini,” kata Sahrujani, kepada bakabar.com, Senin (13/12).

Sahrujani mengatakan DPRD sudah mengevaluasi aktivitas angkutan semen yang kerap dituding warga menjadi biang kerok kerusakan jalan di kawasan HSU.

DPRD Kalsel bahkan sudah membuat catatan untuk PT Conch di Tabalong supaya bertanggungjawab atas segala kerusakan tersebut.

“Kami sudah buat rekomendasi, mungkin masih ditandatangani ketua dewan,” kata politikus Golkar ini.

Beberapa rekomendasi yang diinginkan DPRD, PT Conch harus mengurangi beban muatan pada angkutan yang melintasi jalan provinsi HSU. Hal itu mengingat kualitas jalan yang masih kelas III dengan maksimal beban tak lebih dari 8 ton.

Selain itu dewan juga meminta Conch untuk mengarahkan perbaikan melalui dana CSR perusahaan.

Hal senada juga diutarakan Nor Fajri, anggota DPRD Kalsel dari daerah pemilihan HSU. Keluhan soal jalan yang rusak, kata dia, sudah terdengar sejak truk-truk semen tak boleh melintasi Jembatan Paringin dalam masa perbaikan.

“Saya juga sudah menitipkan ini pada komisi III untuk selanjutnya dievaluasi dan diperbaiki,” ungkapnya.

Sebelumnya, audiensi antara masyarakat HSU yang diwakili sejumlah LSM dan Persatuan Kades (Perkades) Amuntai Tengah dengan DPRD Kalsel menemui jalan buntu.

Sebabnya, PT Conch dan perwakilan pihak ketiga angkutan semen absen dalam audiensi.

Menurut Bahruddin, perwakilan warga, truk angkutan Conch telah melanggar UU Nomor 22/2009 tentang lalu lintas angkutan jalan muatan sumbu terberat delapan ton sesuai dengan kelas jalan nasional.

"Sekarang kalau diisi 40-50 ton apa tidak melanggar aturan?" sambungnya.

Bahrudin menantang aparat penegak hukum berani bertindak karena hal tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun.

Masyarakat pun, ujarnya, hanya merasakan imbas jalan rusak dan berlubang serta banjir.

Ketua Perkades Amuntai Tengah, HM Yunus telah menerbitkan sejumlah tuntutan pada PT Conch.

Mereka meminta investor asal Tiongkok tersebut menghentikan aktivitas angkutan semen melewati jalan provinsi di HSU.

Mereka juga menuntut PT Conch untuk memperbaiki jalan, perkantoran, rumah warga, dan rumah ibadah yang rusak-rusak.

"Apabila tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan melakukan demo sekaligus sweeping," ujar HM Yunus.

PT Conch memiliki pabrik semen yang beroperasi di Desa Saradang, Haruai, Kabupaten Tabalong. Rata-rata produksi hariannya mencapai lebih 22.500 ton.

Protes dari kades di HSU mulai mengalir ketika angkutan truk semen dari PT Conch harus memutar jalan melewati HSU menuju Banjarmasin lantaran perbaikan Jembatan Paringin di Balangan.

Insiden terbaru, sebuah truk semen bermuatan hampir 20 ton terguling di Palampitan, Kabupaten HSU. Truk terguling pada Minggu (12/12) malam dan menimbulkan kemacetan hingga Senin (13/12) sore.

Polisi langsung mengamankan sopir dan truk yang ternyata bermuatan lebih alias ODOL tersebut terlebih didapati pajak kendaraan dan SIM sopir telah habis masa berlaku.

“Truknya disita, ditilang juga karena pajak dan SIM sopir mati,” ujar Kapolres HSU AKBP Afri Darmawan, Senin sore.

Dilengkapi oleh Syarif Hidayatullah

Fakta Baru Truk Semen Terguling di Amuntai, Rupanya ODOL!



Komentar
Banner
Banner