Trending Sepekan

Trending Sepekan: Barang Antik, Bangkai Pesawat Kotabaru hingga Penusukan di Pendopo Bupati HSS

Terdapat sejumlah isu menarik di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama sepekan ke belakang. Bahkan sempat memasuki jajaran trending topic di media sosial.

Featured-Image
Viral penemuan diduga barang antik dalam Sungai Martapura di Desa Sungai Rangas Tengah, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Foto-apahabar.com/hendralianor

bakabar.com, BANJARMASIN - Terdapat sejumlah isu menarik di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama sepekan ke belakang. Bahkan sempat memasuki jajaran trending topic di media sosial.

Berikut sejumlah isu yang menghebohkan Kalsel selama sepekan versi bakabar.com:

1. Barang Antik Sungai Rangas

Temuan barang antik
Disbudporar dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Banjar serta arkeolog Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Kalsel dan datang ke rumah Masroni di RT 03 Desa Sungai Rangas Tengah mencek langsung temuan diduga barang antik, Senin (12/12). Foto-bakabar.com/hendralianor

Penemuan barang antik di Sungai Rangas, Martapura Barat, Banjar benar-benar menyedot perhatian publik Kalsel.

Bahkan barang antik berupa piring malawen dan mandau yang ditemukan warga setempat, Masroni, dipercaya dari alam gaib.

Terbaru, Arkeolog Kalsel memastikan bahwa benda antik tersebut bukan peninggalan kerajaan di masa lalu.

"Temuan tersebut tidak masuk dalam kategori cagar budaya," ucap peneliti arkeologi BRIN, Hartatik, kepada bakabar.com, Kamis (15/12).

"Terkait fakta-fakta penemuan tersebut, Bupati Banjar yang akan mengumumkan langsung," lanjutnya.

Melalui penelitian yang telah dilakukan, arkeolog BRIN juga menganalisis teknik pembuatan.

Disimpulkan bahwa jenis dan pola hias meniru keramik lama, tetapi menggunakan teknik glasir kekinian.

Bahkan arkeolog menyebut cara penemuan merupakan motif ekonomi agar benda-benda antik itu bisa terjual mahal.

"Malah benda-benda seperti itu banyak diproduksi oleh industri keramik di Singkawang, Malang dan Banyumas," imbuh Hartatik.

Kehebohan temuan benda antik yang membuat banyak warga datang meminta berkah, juga memantik respons Majelis Ulama (MUI) Kalsel.

"Memercayai atau meyakini suatu benda memiliki kekuatan yang memengaruhi kehidupan, baik keberhasilan maupun kegagalan, sangat dilarang dalam Islam. Keyakinan ini membawa kepada syirik, dosa besar yang tak diampuni," tegas Hafiz Anshari, Wakil Ketua MUI Kalsel.

2. Bangkai Pesawat di Kotabaru

Warga Bungkukan Kelumpang Barat heboh perihal temuan bangkai pesawat diduga saat perang dunia ke-II
Warga Bungkukan Kelumpang Barat Kotabaru heboh perihal temuan bangkai pesawat diduga saat perang dunia ke-II, Foto : Hendrie for bakabar.com

Beberapa hari terakhir, medsos dihebohkan dengan penemuan bangkai pesawat di Desa Bungkukan, Kelumpang Barat, Kotabaru.

Sejarawan Kalsel, Mansyur mengungkapkan, pesawat tersebut milik Amerika Serikat yang tergabung dalam blok sekutu yang era itu terlibat perang dengan armada Jepang menjelang akhir perang dunia II tahun 1945.

"Pada akhir pemerintah pendudukan Jepang di Kalsel sekitar Februari-Agustus 1945, wilayah ini berada dalam garis perang aktif. Pemboman oleh sekutu hampir setiap hari terjadi. Kesengsaraan meningkat, kehidupan rakyat mengalami kegoncangan hebat. Rakyat bertambah gelisah, tidak ada ketentraman,” ucap Mansyur kepada bakabar.com, Jumat (16/12).

Setelah Balikpapan jatuh pada awal Februari 1945, sambung dia, mulailah serangan sekutu secara besar-besaran atas wilayah Kalsel.

Sasaran serangan sekutu adalah Lapangan Terbang Ulin, kapal-kapal sungai, galangan kapal Koonan Kaiyoon, antena radio, pabrik karet Hok Tong dan lain-lain.

Menjelang Agustus 1945, serangan sekutu semakin kuat yang dilancarkan oleh pesawat terbang B 17, B 25, B 26, P 38 dan P 51.

Alhasil, angkatan udara Jepang yang kecil itu pun musnah.

Pada serangan terakhir sekutu, lebih dari 80 buah pesawat terbang yang menyerang Banjarmasin.

Semua tentara Jepang pada saat itu menyingkir ke Pegunungan Meratus.

Kronologis Jatuhnya Pesawat

Bangkai Pesawat
Laporan Aircraft Accidents Archives berjenis pesawat B-25 Mitchell (North American B-25 Mitchell). Foto-Istimewa

Pesawat B-25 Mitchell tersebut jatuh di Desa Bungkukan, Kelumpang Barat, Kotabaru, pada 15 September 1945.

Kala itu, pesawat B-25 Mitchell mengawal pesawat lain yakni Catalina ke wilayah sekitar Sampanahan.

Pesawat Catalina mendarat dan mengirim rombongan ke darat untuk berbicara dengan penduduk setempat.

Saat itu, pilot pesawat B-25 Mitchell tidak ikut mendaratkan pesawatnya.

Sang pilot malah menerbangakn pesawatnya mengitari area sekitar.

Sayangnya, pesawat terbang terlalu rendah dan pilot tidak menyadarinya hingga tidak ada upaya “penyelaman dangkal” untuk menghindari tabrakan dengan pepohonan di Desa Bungkukan.

Akibatnya, pesawat menabrak pohon kelapa yang membuatnya jatuh ke permukaan tanah.

Beberapa waktu kemudian, barulah kru pesawat Catalina yang dikawal, diberi tahu penduduk setempat bahwa Mitchell telah mengalami kecelakaan dan jatuh.

Selanjutnya, kru pesawat Catalina memeriksa dan berupaya memberikan pertolongan ke area jatuhnya pesawat Mitchell.

Dari delapan kru pesawat hanya ada dua orang yang selamat. Mereka adalah FSGT Booth dan FSGT Stolweather.

Sayangnya, salah satu dari mereka yakni Stolweather akhirnya meninggal karena luka parah.

Adapun kru yang tergabung di Skuadron 2 ini adalah pilot Lawrence A. Kirk, L. Bishop, P.A. Taylor, O C.R.M. Ricketts, F.J. Stolweather,  R.O. Byrne, LAC M. S. White, serta Sersan E. Booth.

3. Penusukan di Pendopo Bupati HSS

Pelaku penusukan di depan Pendopo Bupati HSS. Foto-Polres HSS
Pelaku penusukan di depan Pendopo Bupati HSS. Foto-Polres HSS

2 pemuda ditusuk oleh orang tak dikenal (OTK) di depan Pendopo Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS), Rabu (14/12) sekitar pukul 21.30 Wita.

Keduanya yakni berinisial MTM (18) warga Taniran Angkinang, dan AZM (14) warga Sungai Paring Kandangan.    

Awalnya, kedua korban sedang asyik nongkrong di Alun-alun Kota Kandangan, tepatnya di depan Pendopo Bupati HSS. 

Tak berselang lama, 2 OTK menghampiri korban sembari mengeluarkan ucapan dengan nada tinggi "Apa Lihat-lihat?"

Merasa tak ada masalah, teman dari AZM menjawab tidak apa-apa.

Lantas OTK tersebut pergi menjumpai temannya yang tidak jauh dari lokasi.

Korban MTM yang kebetulan melintas di lokasi tongkrongan dipanggil AZM dan ikut bergabung.

Selanjutnya OTK itu kembali lagi sembari berkata "Kenapa kamu?"

MTM yang tak tahu apa-apa naik pitam. Cekcok pun tak terhindarkan. Bahkan ia berani menarik baju OTK tersebut.

Pelaku pun menghindar sambil mengeluarkan senjata tajam jenis pisau dan langsung menusuk MTM pada bagian dada sebelah kiri.

Melihat hal tersebut, AZM mencoba melerai tetapi kena tusuk di bagian belakang sebanyak dua kali.

Pelaku dan rekannya kemudian melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah jembatan Antaludin Kandangan. 

Akibat kejadian ini, keduanya langsung dilarikan ke RSUD Brigjend Hasan Basry Kandangan guna menjalani perawatan medis.

Kapolres HSS AKBP Sugeng Priyanto, melalui Kasi Humas Ipda H Purwadi menjelaskan, pelaku telah menyerahkan diri kepada aparat kepolisian.

"Kamis (15/12) sekitar pukul 15.30 Wita, Kepala Desa Tanah Bangkang menelpon anggota Jatanras Polres HSS. Dia menjelaskan bahwa pelaku akan diserahkan," ucap Ipda H Purwadi, Jumat (16/12).

Melalui Unit Reskrim Polsek Kandangan didampingi Intelkam Polres HSS, pelaku akhirnya dijemput di rumah Kepala Desa Tanah Bangkang Sungai Raya.

"Pelaku beserta barang bukti berupa sebilah sajam telah diamankan ke Mapolsek kandangan untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Ipda H Purwadi.

Diketahui, pelaku berinisial ZI (22) merupakan mahasiswa beralamat di Sungai Mati Desa Tanah Bangkang, Sungai Raya, HSS.

Pelaku dikenakan Pasal 80 ayat (1) dan (2) Jo 76C UU No 35 Tahun 2014 Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Editor


Komentar
Banner
Banner