Bisnis

Transportasi Publik, ITDP: Lebih Layak Mendapatkan Subsidi

Pengamat transportasi dari ITDP Etsa Amanda membeberkan alasan mengapa  subsidi kendaraan listrik lebih baik diarahkan kepada transportasi publik.

Featured-Image
Pengamat transportasi dari The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Etsa Amanda (Foto: Screenshoot Dalam Diskusi)

bakabar.com, JAKARTA - Pengamat transportasi dari The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Etsa Amanda membeberkan alasan mengapa  subsidi kendaraan listrik lebih baik diarahkan kepada transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi. 

Menurut Etsa, transportasi publik memiliki jarak tempuh harian yang lebih jauh dan lebih panjang dibandingkan kendaraan pribadi. Sebagai contoh, bus listrik memiliki jarak tempuh 200 kilometer (km) per hari, sedangkan mobil atau motor maksimal hanya 40 km per hari.

"Dengan mengelektrifikasi satu kendaraan transportasi publik, dampak pengurangan polusinya menjadi lebih tinggi karena terkait jarak tempuh harian," ujar Etsa dalam diskusi bertema Subsidi Mobil Listrik untuk Pribadi atau Transportasi Publik di Jakarta, Sabtu (27/5).

Sementara terkait dengan pemberian insentif, Etsa mengusulkan agar transportasi publik dalam bentuk bus sebaiknya dikelola oleh satu institusi tertentu. Dengan demikian, penyaluran subsidi akan lebih terarah dan fokus dibandingkan jika pemberian subsidi diarahkan kepada kendaraan pribadi.

Baca Juga: Kendaraan Listrik, Menko Airlangga: RI Siap Pasok Baterai ke AS

"Jadi dibandingkan dengan memberikan insentif pada tiap orang dari masyarakat mungkin agak susah untuk perencanaannya. Dengan fokus pada kendaraan yang bergabung dalam satu armada bisa membuat perencanaan insentif lebih fokus dan efektif," ujar Etsa.

Selain itu, transportasi publik biasanya memiliki rute yang tetap, jadwal operasional yang reguler, serta depo atau tempat mengingap kendaraan yang juga tetap. Kata, Etsa, kondisi itu akan lebih memudahkan strategiperencanaan, termasuk menentukan lokasi pengisian daya.

Etsa juga membeberkan jika pemberian subsidi merupakan momentum tepat untuk mereformasi transportasi publik secara keseluruhan. Jika ingin beralih ke transportasi publik berbahan listrik, menurut Etsa, sudah selayaknya diadakan  pembaruan armada dan peningkatan layanan operasional. Caranya dengan merapikan rute dan penentuan jadwal operasional bus listrik.

"Ini dalam rangka mendorong transisi ke bus listrik itu jadi momentum juga untuk meningkatkan kualitas dan inklusivitas layanan transportasi publik," imbuhnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner