Kalsel

Tragedi Truk Tercebur di Trisakti Banjarmasin, Indikasi ‘Penumpang Gelap’ Menguat

apahabar.com, BANJARMASIN – Indikasi ‘penumpang gelap’ menguat dalam kasus terceburnya truk Fuso di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin….

Featured-Image
Tim gabungan berhasil mengevakuasi bangkai truk yang tercebur di depan embarkasi Pekabuhan Trisakti Banjarmasin. Sementara polisi menetapkan sang sopir sebagai tersangka. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Indikasi 'penumpang gelap' menguat dalam kasus terceburnya truk Fuso di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

Salah satu penumpang selamat, Sarmianto (42), mengakui ingin pulang ke kampung halaman. Di Banjarmasin, Surmianto sehari-hari berdagang bakso. Sudah lama ia tak pulang ke kampung halamannya di Ngetos Desa Plodan Betek Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

"Mau pulang, tapi ikut truk," ujarnya kepada bakabar.com.

Namun nahas, belum sempat menaiki Kapal Motor (KM) Kirana, truk yang ditumpangi mereka tercebur ke sungai tepat di depan embarkasi penumpang, Sabtu malam (11/9).

Penelusuran media ini, truk dengan nomor polisi S 8795 UX mengangkut delapan orang penumpang, dan seorang sopir, selain Sarmianto.

Mereka Suparman si sopir (42), Sumiran (40), Haryono (35), Harminto (26), Fredi Adi Sasono (22), Nanang Sudirno (32).

Sementara yang masih belum ditemukan bernama Andi Mustofa (28), dan Sadir (35).

Mereka semua hendak diselundupkan ke Surabaya, Jawa Timur. Tiga di antaranya berada di depan menemani sopir. Enam sisanya di boks bagian belakang.

Mereka yang di belakang itu, berdiam bersama tumpukan rongsokan besi tua.

Satu-satunya alasan Sarmianto, harga yang ditawarkan Suparman di bawah harga tiket kapal Rp325 ribu tujuan Surabaya. Namun Sarmianto enggan membeberkan detail tarif tersebut.

Kala kejadian, Sarmianto berada di posisi depan sehingga hempasan yang dirasakannya begitu terasa.

Kaca truk berwarna kuning tersebut hampir lepas akibat benturan keras dengan air.

Saat air mulai melewati retakan kaca, mereka yang di depan pun serentak menggunakan kakinya menjebol kaca truk bagian depan.

"Kan hancur bekas, jadi kita tendang aja karena pintu samping tidak bisa dibuka sudah," pungkasnya.

Penyelundupan penumpang disinyalir marak terjadi di Tri Sakti Banjarmasin.

Medio April, 2020 silam, sejumlah penumpang gelap kepergok hendak menaiki menaiki KM Kirana. Lantas, sudah sejauh mana upaya otoritas pelabuhan mengantisipasi itu?

Coba dikonfirmasi, Kabid Lala Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhan, KSOP Kelas 1 Banjarmasin Adriawan Simanungkalit masih enggan untuk dikonfirmasi. Ia baru akan menjadwalkan bertemu dengan media ini Senin besok.

"Iya karena besok masih fokus ke search and rescue termasuk pembersihan sisa sisa di bawah dermaga," ucapnya.

Senada, Humas Pelindo III Banjarmasin, Widi mengaku tidak bisa menghubungi manajer yang bekerja sore ini.

"Sementara masih belum bisa kita hubungi," katanya.

Untuk diingat, polisi baru saja menetapkan sopir truk yang tercebur di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sebagai tersangka.

"Kami telah diamankan dan selanjutnya akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku," ujar Kapolsek KPL Banjarmasin, AKP Aryansyah, sore tadi.

Oleh polisi, Suparman ditetapkan sebagai tersangka karena menyebabkan orang lain menderita luka berat.

Tercatat dari 8 penumpang, satu di antaranya dilarikan ke RSUD Ansari Saleh karena patah kaki. Sementara dua lainnya hingga kini masih hilang.



Komentar
Banner
Banner