bakabar.com, JAKARTA - PSSI langsung membentuk tim investigasi yang dipimpin langsung Mochamad Iriawan selaku ketua umum PSSI beserta Kapolri, Menpora dan pihak Komite Disiplin serta PT LIB terkait tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/0).
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama tim gabungan akan tiba di Malang, Jawa Timur untuk melakukan investigasi.
“Pertama, atas nama ketum dan federasi PSSI mengucapkan turut berduka cita yang amat dalam atas tragedi Kanjuruhan yang telah memakan banyak korban,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (2/10).
Ia menjelaskan, PSSI sangat menyesalkan atas kejadian ini dan berharap semoga tidak ada lagi hal seperti ini di dunia sepak bola.
“Saat ini ketua umum PSSI beserta pengurus, Dirut PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) beserta direksi, Komite Disiplin (Komdis) beserta anggota sebentar lagi tiba di Malang untuk melakukan investigasi,” jelasnya.
Tidak hanya melakukan investigasi, para anggota tersebut juga akan berkoordinasi dengan beberapa pihak mulai dari pihak keamanan, panitia pelaksana dan Arema FC selaku klub yang bersangkutan.
“Kami akan menunggu hasil investigasi selengkapnya ini. Insyaallah hasil sementara apa yang ditemukan dari pihak PSSI akan disampaikan langsung di Malang nanti,” ungkapnya.
“Perlu kami sampaikan kita semua tetap menahan diri dan insyaallah akan ada hasil secepatnya baik itu dari pihak keamanan atau dari pihak kami PSSI dari hasil investigasi sementara ini,” sambungnya.
Terkait penembakan gas air mata ke arah tribun suporter yang tidak sesuai dengan aturan FIFA, Yunus masih enggan menjelaskan lebih jauh dan memilih untuk bungkam.
“Kejadiannya terjadi begitu cepat sehingga pihak keamanan juga mengambil langkah yang tentu dari pihak keamanan sendiri merupakan cara antisipasi yang terbaik,” ujarnya.
Dijelaskannya, pasca pertandingan tersebut, banyak dari suporter yang kelapangan dan pihak keamanan tentu mengambil langkah antisipatif untuk kejadian itu.
Yunus pun lebih memilih untuk bungkam dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak investigasi.
Respons FIFA
Sementara, untuk hukumam FIFA yang akan diterima sepak bola Indonesia, Yunus mengungkapkan, bahwa PSSI sudah menghubungi pihak FIFA terkait atas kejadian ini.
“Tadi malam dan pagi tadi pak wakil sekjen sudah berkomunikasi dengan FIFA, bahkan tadi pagi sudah memberikan laporannya karena FIFA meminta untuk diberikan laporannya,” pungkasnya.
Kendati begitu, mengenai sanksi apa yang akan diberikan FIFA terkait kejadian ini, Yunus pun masih belum mengetahuinya.
“Saya dan wasekjen membangun komunikasi dengan FIFA dan tentu kita sangat berharap ini tidak menjadi rujukan dan landasan dari FIFA untuk mengambil keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan untuk Indonesia dan PSSI,” sebut Yunus.
Liga 1 Dihentikan, Bagaimana Nasib Liga 2 dan 3, serta AFC?
Di sisi lain, dengan adanya tragedi Kanjuruhan, pihak PSSI resmi menghentikan liga 1. Hal iti sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan segera melakukam investigasi.
“Tadi dini hari PT LIB atas diskusi dan arahan ketua umum PSSI dan pengurus PSSI telah memutuskan untuk menghentikan liga selama satu pekan ke depan,” kata Yunus.
“Tentu kita akan melihat perkembangannya bila harus dihentikan dan ditambah waktu untuk penghentiannya kita akan melihat situasi di hari hari yang akan datang,” tambahnya.
Meski begitu, dampak kejadian Kanjuruhan, untuk Liga 2 dan 3, serta Indonesia yang tuan rumah AFC masih belum diputuskan.
“Yang jelas untuk kompetisi liga 1 akan dihentikan. Kompetisi lainnya tetap dilanjutkan dan tentu saya PT LIB untuk liga 2 sudah memberikan instruksi kepada Panpel, untuk mengambil langkah-langkah antisipatif,” ujarnya.
“Kemudian AFC yang saat ini berlangsung mulai kemarin, kemudian tgl 3, tgl 5, tgl 7, dan tgl 9 di Pekan Sari tetap kita lanjutkan” lanjutnya.
Kejadian Paling Kelam di Sejarah Sepak Bola Dunia
Tragedi Kanjuruhan juga menjadi Kejadian terkel di dunia sepak bola yang juga menjadi sorotan media asing dan FIFA, khususnya bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
“Tentu juga media internasional dan FIFA termasuk beberapa federasi telah menghubungi saya sejak tadi malam sampai di hari ini baik yang menyampaikan belasungkawa maupun mempertanyakan kejadian ini,” tukasnya.
“Seperti yang kita ketahui bahwa kejadian itu merupakan kejadian luar biasa memakan korban 100 lebih hampir mendekati kejadian yang di Peru dan Ghana,” tambahnya.
Waktu Pertandingan Memengaruhi Kerusuhan
Waktu pertandingan yang berlangsung pada malam hari disinyalir menjadi salah satu alasan terjadinya tragedi yang menewaskan ratusan jiwa ini.
Bahkan, sempat muncul wacana untuk dimajukan waktu pertandingan menjadi lebih cepat.
“Ada beberapa saran dan pendapat untuk mempercepat atau tidak melangsungkan pertandingan pada malam hari. Tetapi hal ini harus melalui pertimbangan yang baik serta kesepakatan bersama dari semua stakeholder,” bebernya.
Yunus juga menjelaskan, bahwa tidak ada rivalitas yang mendalam diantara kedua suporter sehingga pihak PSSI tidak mengira kerusuhan akan terjadi.
“Ketika tim tamu tidak datang ke stadiun home khususnya di Malang, kita pasti berprediksi secara positif bahwa tentu tidak akan terjadi apa-apa, karena tidak ada rivalitas dan tidak ada suporter lawan,” tegasnya.
Ia mengaku PSSI dan PT LIB tidak memprediksi bahwa kerusuhan atau pertikaian itu akan terjadi.