bakabar.com, JAKARTA - Kapten dan kiper Tottenham Hotspur, Hugo Lloris merasa malu setelah gawangnya kebobolan hampir setengah lusin di laga melawan Newcastle United, Minggu (23/4) malam WIB.
Tottenham sebenarnya memiliki peluang untuk bersaing lebih ketat untuk posisi keempat. Mereka bisa menyamai poin Newcastle jika menang, tetapi Spurs justru kebobolan lima gol dalam 21 menit pertama, sebelum laga tuntas dengan skor akhir 6-1.
Banyak suporter yang pergi meninggalkan stadion di akhir babak pertama, berbarengan dengan ditariknya Lloris dari tengah lapangan.
Baca Juga: Erik Ten Hag: Treble Winners Sejarah Manchester United!
“Ini sangat memalukan. Kami harus meminta maaf kepada para penggemar. Kami tidak menunjukkan penampilan yang baik, dan kami tidak dapat menandingi penampilan para pemain Newcastle,” kata Hugo Lloris seusai laga kepada Sky Sports.
“Kami terlambat di semua aspek permainan dan kami benar-benar melewatkan babak pertama permainan. Babak kedua adalah cerita yang berbeda, tapi itu sangat menyakitkan. Ini bahkan bukan tentang taktik, kami hanya tidak bisa bertarung dan kami terlambat,” lanjutnya.
Pelatih interim The Lilywhites, Cristian Stellini juga mengungkapkan hal yang sama. Namun meski mengutuk buruknya penampilan anak asuhnya, Stellini mengaku bertanggung jawab atas kekalahan memalukan Tottenham.
Baca Juga: Kirim Perwakilan ke Napoli, Victor Osimhen Merapat ke MU?
“Tidak ada kata-kata untuk menjelaskan penampilan seperti ini, 25 menit pertama adalah yang terburuk yang pernah saya lihat,” tambah Stellini.
“Saya berharap sistem yang kami ubah memberi kami energi [tetapi] itu adalah keputusan yang salah. Jika memang demikian, itu tanggung jawab saya. Kami bermain dengan empat bek dan jika ini kesalahannya, itu kesalahan saya.”
Kekalahan ini membuat Spurs tertahan di posisi kelima dengan 53 poin dari 32 pertandingan, tertinggal enam poin dari Newcastle yang menyisakan satu pertandingan lebih banyak.
Dengan tim-tim di bawah mereka seperti Liverpool dan Brighton yang juga memiliki sisa pertandingan, kini upaya Tottenham bukan lagi finis di zona Liga Champions, namun bertahan untuk kompetisi Liga Eropa.