liga inggris

Tottenham 2-2 MU, Kemarahan Jadi Penyebab Kebangkitan Spurs di Babak Kedua

Tottenham Hotspur tertinggal lebih dulu, sebelum bangkit di babak kedua dan menyudahi laga melawan Manchester United dengan hasil imbang 2-2, Jumat (28/4).

Featured-Image
Tottenham bangkit di babak kedua dan menyudahi laga melawan Manchester United, Jumat (28/4) dengan hasil imbang 2-2. (Foto: dok. manutd)

bakabar.com, JAKARTA - Tottenham Hotspur tertinggal lebih dulu, sebelum bangkit di babak kedua dan menyudahi laga melawan Manchester United dengan hasil imbang 2-2, Jumat (28/4) dini hari WIB. 

Jadon Sancho (7') dan Marcus Rashford (44') membuat MU unggul dua gol di babak pertama, tapi momen yang diciptakan Pedro Porro (56') serta gol Son Heung-min (79') membuat kedua tim harus puas dengan hasil akhir satu poin. 

Hasil ini membuat Spurs yang sebelumnya digeser oleh Aston Villa, kembali mengambil alih posisi kelima klasemen dengan keunggulan selisih gol. 

Mereka mengumpulkan 54 poin, tertinggal enam poin dari MU yang berada di peringkat keempat. 

Baca Juga: Thomas Doll Targetkan Persija Juara Liga 1 Musim Depan

Sementara itu, raihan satu poin Spurs di kandang sendiri melawan The Red Devils merupakan hasil yang cukup melegakan bagi pelatih baru mereka, Ryan Mason. 

Pencetak gol penyeimbang, Son Heung-min mengatakan bahwa kebangkitan timnya, merupakan bentuk kemarahan akibat tertinggal di kandang sendiri. 

"Kami ingin memberi segalanya dan itu adalah pidato di ruang ganti [paruh babak]," kata Son Heung-min selepas laga di laman resmi klub. 

"Kami tidak bisa melepaskan permainan. Kami benar-benar marah karenanya, kami tidak pantas tertinggal 2-0 di babak pertama."

"Minggu lalu tidak dapat diterima dan kami tidak ingin mengulanginya. Kami sangat menghargai dukungan [para penggemar] dan mereka berjuang bersama kami," lanjut Son. 

Baca Juga: Jelang Lawan Tottenham, Ten Hag Minta MU Waspadai Harry Kane

Pelatih Tottenham, Ryan Mason mengatakan hasil tersebut sangat penting. 

Hal itu mengingat rentetan tekanan yang diterima Tottenham. Tiga pelatih baru dalam sebulan, hingga kekalahan telak di pertandingan terakhir. 

"Sulit setelah hari Minggu [kalah 6-1 dari Newcastle] karena cara kekalahannya tidak bagus," tambah Ryan Mason. 

"Hal terpenting sekarang dan hingga akhir musim adalah bertindak sebagai tim. Detail kecil dapat mengubah hasil. Hal terpenting bagi saya adalah selalu bersama."

"Melihat tim yang berjuang satu sama lain, itu penting dalam sepak bola dan mungkin itu yang paling penting," tuturnya. 

Mason yang merupakan mantan pemain Tottenham, kini menjabat sebagi pelatih sementara hingga akhir musim, menyusul pemecatan terhadap pelatih sementara Cristian Stellini pekan lalu. 

Mason juga pernah mengambil alih kursi pelatih hingga akhir musim, saat klub memecat Jose Mourinho di tahun 2021.

Editor


Komentar
Banner
Banner