bakabar.com, BANJARBARU – Di tengah pandemi Covid-19, produk kelapa sawit Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali berhasil menembus pasar dunia.
Terbaru, keberhasilan produk sawit lokal asal Kotabaru yang merambah pasar Malaysia dan Ukraina. Capaian ini serta merta sanggup memperkuat kinerja ekspor komoditas unggulan nasional.
Lantas, untuk kali pertamanya, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Banjarmasin memberikan fasilitasi ekspor pada 26,9 ribu ton minyak kelapa sawit Kalsel, yakni senilai Rp 386,86 miliar dengan tujuan ekspor dua negara baru tersebut.
"Melalui serangkaian tindakan karantina pertanian, komoditas kami nyatakan telah sesuai dengan aturan dan protokol ekspor negara tujuan dan siap diberangkatkan," kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin, Nur Hartanto kepada bakabar.com, Senin (22/1).
Hartanto menyebutkan pejabat Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Pelabuhan Batulicin setelah melakukan serangkaian tindakan karantina, menyatakan komoditas sehat dan aman dengan menerbitkan sertifikasi ekspor karantina, phytosanitary certificate (PC).
Ia menambahkan dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya, PT SDO selaku pemilik komoditas pada tahun 2020 telah melakukan ekspor sebanyak 19 kali pengiriman.
Total nilainya mencapai Rp881,98 miliar ke enam negara tujuan sekaligus. Antara lain China, Vietnam, Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Turki.
Menurut Hartanto, secara keseluruhan ekspor komoditas minyak sawit Kalsel menunjukan tren peningkatan yang signifikan.
Tercatat hingga pekan ke-2 Februari 2021 sebanyak 26,9 ribu ton telah berhasil diekspor ke dua negara, antara lain Malaysia dan Ukraina.
Sementara pada periode sama tahun lalu hanya berhasil membukukan 24 ribu ton saja.
“Untuk itu kami optimistis kinerja ekspor pertanian Kalsel dapat mencapai 20 persen sesuai dengan skema target Gratieks yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Sebagai informasi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menggagas Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) sebagai upaya promotif dalam meningkatkan ekspor pertanian.
Gerakan ini mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapreasi pencapaian penambahan negara tujuan ekspor baru bagi komoditas unggulan asal Kalsel.
Sebagai bagian dari langkah strategis mendorong kinerja ekspor, Barantan bersama dengan instansi terkait dan perwakilan di negara tujuan secara aktif melakukan diplomasi pertanian.
Terlebih dengan tidak populernya hambatan tarif pada perdagangan internasional saat ini, maka pemenuhan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari pada produk pertanian menjadi strategis.
"Harmonisasi aturan dan protokol ekspor pertanian menjadi fokus diplomasi, harapannya makin banyak ragam komoditas pertanian tanah air yang dapat diterima di negara tujuan ekspor. Dan kami siap mengawal,” pungkas Jamil.
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang cukup besar kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sekitar 1,13 persen di tahun 2020. Dua komoditas perkebunan unggulannya adalah karet dan minyak sawit.