bakabar.com, JAKARTA - Berteriak pada anak adalah hal yang dinormalisasikan, namun berdampak buruk pada hubungan keduanya. Lakukan hal ini untuk berhenti teriak pada sang buah hati.
Orang tua sering kali memarahi dan membentak anak ketika melakukan kesalahan, dan kerap menyesal telah melakukan hal tersebut pada buah hati.
Meneriaki suatu masalah tidak membuat masalah tersebut hilang. Ketika anak-anak mendapatkan perlakukan tersebut sepanjang waktu, mereka akan terbiasa dan akan mengabaikan orang yang meneriaki mereka.
Dengan cara menghentikan kebiasaan membentak anak, Anda dapat menghindari rasa bersalah dan lebih meredam amarah. Namun bagaimana solusi terbaik dalam menghadapi kenakalan anak?
Mengurangi kebiasaan memerlukan waktu yang tidak sebentar, namun orang tua dapat mempelajari hal tersebut, dan berhenti membentak melalui hal berikut.
Mengurangi Marah Terhadap Hal Kecil
Orang tua kerap meneriaki anak mengenai hal kecil, seperti menyuruhnya makan, mengurangi penggunaan ponsel hingga hal lain. Dan justru menormalisasi kegiatan tersebut.
"Cobalah untuk mendekati anak, dan berbicara dengan nada yang biasa," ujar Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., seorang Penasehat Orang Tua dan Anak, dilansir Parents, Kamis (21/9).
Selain itu, hal ini dapat menjadi efek bumerang bagi orang tua dan anak. Mereka akan mendapatkan trauma, melakukan hal serupa pada orang lain hingga berdampak pada kesehatan mentalnya.
Saat Anda mulai memanggil mereka dengan nada tenang, mereka akan mengikuti hal tersebut dan berhenti berteriak.
Meredamkan Amarah Diri
Dalam penelitian membuktikan, meluangkan waktu untuk intropeksi akan membantu lebih tenang. Dan Laura Markham, Ph.D., penulis buku psikologis orang tua dan anak, menyarankan untuk memulai bermeditasi selama lima menit setiap harinya.
Melakukan Komunikasi yang Baik Orang Tua dan Anak
Berteriak bukanlah hal yang baik dilakukan, mengajak anak berkomunikasi secara langsung akan terasa lebih baik dibanding memarahi mereka.
Memilih kalimat yang akan diucapkan pada anak juga tak kalah penting. Beberapa orang tua mungkin lupa akan ucapan mereka yang menyakiti anak, pun sebaliknya. Ada baiknya memilih kalimat lembut pada anak usia remaja dan anak-anak.
Ungkapan yang menenangkan diri tidak hanya membuat hangat, namun efektif dalam mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak.
Mengurangi Pemicu
Banyak orang tua, terutama ibu, selalu berteriak dan marah ketika masa sekolah. Begitu banyak hal yang harus diselesaikan dalam waktu terbatas, dan membuat seorang ibu atau ayah terasa seperti dikejar-kejar oleh sesuatu.
Alih-alih memarahi anak, Dr. Lapointe menyarankan untuk memberikan ucapan menyemangati dan memberikan word affirmation pada anak untuk memulai aktivitasnya.
Ketika memulai untuk mengurangi teriakan tersebut, rumah akan terasa lebih hangat dan tenang. Berteriak kerap diperbolehkan, seperti melihat anak dalam bahaya dan memberhentikannnya, namun disarankan untuk tidak memarahi mereka pada posisi tersebut.