bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang dijadikan rumah sakit (RS) darurat penanggulangan wabah virus Corona atau Covid-19, Senin (23/3).
Tiba di Wisma Atlet sekitar pukul 09.05 WIB, Presiden langsung meninjau tower 7 yang diperuntukkan sebagai RS darurat.
Jokowi terlebih dahulu meninjau lantai 1 yang akan dijadikan sebagai ruangan instalasi gawat darurat (IGD). Setelah itu, Presiden meninjau intensive care unit (ICU) yang terletak di lantai 2, kemudian ruang rawat inap pasien di lantai 6.
“Baru saja tadi saya mengecek kesiapan Wisma Atlet ini yang akan kita gunakan untuk persiapan penanganan virus Corona. Perlu saya sampaikan bahwa Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24.000 orang yang saat ini yang telah disiapkan adalah untuk 3.000 pasien dengan wilayah ruang yang telah ditata dengan sebuah manajemen yang baik, baik itu untuk pasien, untuk dokter, untuk paramedis, semuanya ditempatkan dengan manajemen ruang yang berbeda,” kata Presiden usai peninjauan.
Berdasarkan peninjauannya, Presiden mengatakan bahwa sarana dan prasarana di Wisma Atlet telah siap untuk menangani pasien positif Corona. Meskipun demikian, Presiden berharap rumah sakit darurat ini tidak dipergunakan sebagai akibat adanya lonjakan pasien positif Corona.
“Saya juga melihat sarana prasarana telah siap, baik untuk ruang penanganan pasien, baik ventilator, semuanya sudah siap, APD (alat pelindung diri) juga siap. Sehingga kita harapkan, nanti sore, rumah sakit darurat ini telah bisa dipakai. Tetapi saya berharap, rumah sakit darurat Corona ini tidak digunakan. Artinya, rumah sakit yang ada, yang telah kita siapkan jauh hari sebelumnya telah bisa melaksanakan penanganan virus Corona ini,” paparnya.
Pemerintah sendiri menyiapkan empat tower di Wisma Atlet Kemayoran dengan peruntukan berbeda-beda. Tower 1 berkapasitas 650 unit (1.750 orang) diperuntukkan sebagai Posko Gugus Tugas Covid-19. Tower 3 berkapasitas 650 unit (1.750 orang) akan digunakan untuk dokter dan tenaga paramedis. Tower 6 dan tower 7 akan dipergunakan sebagai rumah sakit darurat, masing-masing berkapasitas 650 unit (1.750 orang) dan 886 unit (2.458 orang).
Sementara itu, mengenai banyaknya keluhan terkait kelangkaan APD, Presiden menjelaskan bahwa sekarang ini hampir seluruh negara di dunia berebut untuk mendapatkan beberapa perlengkapan kesehatan, baik APD, masker, hingga hand sanitizer. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah menyiapkan ratusan ribu APD yang akan segera disebar ke berbagai rumah sakit.
“Kita alhamdulillah pada hari Sabtu kemarin kita telah siap lagi 105.000 APD yang ini pada hari ini akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang ada di Tanah Air,” ungkapnya.
Menurut Presiden, sebanyak 45.000 unit APD akan didistribusikan di DKI Jakarta, Bogor, dan Provinsi Banten. Kemudian 40.000 unit APD akan didistribusikan untuk Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Bali. Sejumlah 10.000 unit APD akan didistribusikan ke seluruh provinsi yang ada di luar Jawa, serta 10.000 unit APD sebagai cadangan.
Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa Chloroquine, salah satu dari dua obat yang disiapkan pemerintah dalam jumlah besar, bukan merupakan obat utama dalam penanganan Covid-19. Chloroquine juga bukan merupakan obat bebas di mana penggunaannya harus melalui resep dokter.
“Saya sampaikan bahwa Chloroquine ini adalah bukan obat first line tetapi obat second line karena memang obat Covid-19 ini belum ada dan juga belum ada antivirusnya. Tetapi dari pengalaman beberapa negara, Chloroquine ini sudah digunakan dan banyak pasien Covid-19 yang sembuh dan membaik kondisinya. Obat ini bukan obat bebas jadi penggunaannya harus melalui resep dokter,” tandasnya.
Untuk diketahui, Chloroquine yang disiapkan pemerintah telah diproduksi di dalam negeri melalui Kimia Farma. Saat ini, pemerintah telah memiliki stok Chloroquine sebanyak tiga juta yang akan diberikan melalui pengawasan dokter.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan Wisma Atlet Kemayoran yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Editor: Syarif