bakabar.com, JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meninjau kesiapan Pengamanan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Bantar Gebang, Senin (2/1)
Heru dalam kunjungannya memastikan agar alat-alat yang digunakan sesuai dengan standar operasional yang ada.
"Yang pertama keamanan dalam mengoperasikan alat berat harus hati-hati. Lalu, untuk konstruksi tadi saya lihat ada konstruksi besi-besi. Nah itu juga harus disesuaikan," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono di Bantar Gebang kepada awak media, Senin (2/1).
Baca Juga: Jabodetabek Berpotensi Banjir Besar, PJ Heru Usulkan Penerapan WFH
Dirinya juga melihat ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki dan disempurnakan, agar memudahkan akses pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
"Seperti, tadi jalan masuk, kalau truk dari sini apakah sudah dihitung. Tapi, yang terpenting prosesnya (pengolahan sampah) di sini, ada 2-3 hari, SOP (pengoperasian) dipersingkat lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal rencana pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, pembangunan fasilitas ini dilaksanakan di atas lahan seluas 74.914 m2 di dalam area TPS Bantargebang.
Baca Juga: Ironi Jakarta, Kota Metropolitan Dikelilingi Sungai yang Penuh dengan Sampah
Kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas ini yaitu 1.000 ton/hari sampah lama dan 1.0 ton/hari sampah baru, serta dapat menghasilkan Refuse Derived Fuel (RDF) sebanyak 700 – 750 ton/hari.
RDF adalah hasil olahan sampah dengan nilai kalor dan spesifikasi tertentu dengan teknologi khusus dapat dijadikan bahan bakar alternatif pengganti batubara untuk keperluan industri.
RDF yang dihasilkan selanjutnya akan dimanfaatkan oleh industri semen sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan pada produksi semen.