bakabar.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menetapkan rencana terkait pelaksanaan buybacksaham. Perseroan telah menyiapkan dana Rp1,5 triliun untuk aksi korporasi tersebut.
Buyback merupakan aksi korporasi yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk membeli sejumlah kepemilikan yang berada di publik.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa saham perseroan saat ini terpantau murah. Itu salah satu alasan, mengapa pihaknya menetapkan rencana untuk melakukan buyback.
"Buyback kita lakukan pada saat harga sahamnya terjangkau dan kita berikan ke karyawan untuk meningkatkan engagement," ujar Sunarso dalam RUPST Bank BRI secara virtual, Senin (13/3).
BRI berencana untuk menyalurkan hasil pembelian buyback kepada karyawan. Sunarso ingin kepemilikan saham BRI oleh karyawan terus meningkat.
Baca Juga: Sah! BRI Tetapkan Dividen Hingga 85 Persen dari Laba Bersih
Kepemilikan saham BRI oleh karyawan saat ini jumlahnya sebesar 1 persen. Sunarso ingin meningkatkan kepemilikan tersebut sampai dengan 2 persen. Melalui kepemilikan tersebut, diharapkan dapat memberi motivasi kepada karyawan BRI untuk meningkatkan produktivitas kerja.
"Kita lakukan itu memang untuk diberikan ke karyawan dan kita lakukan pada saat saham undervalue supaya belinya pas murah," jelasnya.
Sejauh ini, BRI belum memutuskan kapan mekanisme buyback akan dilaksanakan oleh perseroan. Yang pasti, keputusan buyback akan diterapkan dalam 18 bulan setelah terlaksananya RUPST 2023.
Baca Juga: Kejatuhan Silicon Valley Bank Selimuti Pedagangan Saham IHSG
Pelaksanaan buback senilai Rp1,5 triliun akan dilakukan dengan menggunakan kas internal perseroan. Pembagian saham kepada karyawan dilaksanakan dengan memilih berdasarkan pencapian kinerja.
Sementara program kepemilikan saham direksi dan dewan komisaris dapat diberikan antara lain sebagai insentif tahunan, insentif jangka panjang dan insentif lainnya yang dibayarkan dalam bentuk saham.