bakabar.com, JAKARTA- Piala Dunia 2022 Qatar telah memasuki semifinal. Ada hal menarik selama pagelaran olah raga terbesar dunia ini. Salah satunya banyak pihak yang mengaitkan kemenangan sebuah tim dengan agama.
Kemenangan Maroko terhadap tim-tim negara unggulan seperti Spanyol dan Portugal atau kemenangan Arab Saudi atas Argentina disebut-sebut karena faktor agama.
Menanggapi fenomena tersebut, ulama Quraish Shihab menyatakan tidak ada hubungan sama sekali antara sepak bola dengan sentimen agama.
Baca Juga: Tersingkir di Piala Dunia, Luis Enrique Mundur dari Pelatih Spanyol
Hal itu diungkapkan ulama pendukung timnas Brasil tersebut dalam sebuah video bersama putrinya, Najeela Shihab, yang diakses bakabar.com, Minggu (11/12).
Pada video tersebut Quraish mengungkapkan ia mendapatkan kiriman Suara dari Al-Azhar yang isinya mengecam mengapa orang mengaitkan hasil sepak bola dengan sentimen agama.
"Tadi pagi Abi dapat suara Al-Azhar di situ ada salah satu kolom yang berbicara tentang ini, dia mengecam mengapa ada orang-orang mengaitkan hasil pertandingan agama, misalnya ketika Arab Saudi berhasil mengalahkan Argentina, kemudian dikaitkan karena Arab Saudi mengenyampingkan ajaran wahabi, padahal tidak ada hubungannya” ungkap ulama pendukung timnas Brasil ini.
Baca Juga: Erick Thohir Bicara Peluang Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia
Quraish juga mengungkapkan bahwa tidak ada kaitannya kekalahan timnas Jerman karena sebagian pemainnya mendukung LGBT. Menurut Quraish, hal tersebut tidaklah tepat. Sebab, sepak bola merupakan permainan yang ada ilmunya tersendiri dan bisa dipelajari.
"Pada dasarnya permainan bola itu sekarang adalah ilmu. Dalam sebuah strategi permainan, lawan dapat mempelajari dan mengamati titik kelemahannya,” ujar mantan menteri agama ini.
Namun demikian Quraish juga tidak menampik jika dalam kemenangan sebuah tim juga terkait faktor keberuntungan serta doa untuk kemenangan.
"Memang, ada kemujuran yang mungkin terwujud. Bahwa ada doa wajar tapi jangan semua dikaitkan dengan agama” jelas Quaraish.
Baca Juga: Maroko Singkirkan Portugal, Ronaldo Menangis
Dalam video durasi tiga menit tersebut ayah presenter kondang Najwa Shihab ini memberi contoh ketika prancis menjadi juara dunia pada tahun 2018, di mana saat itu sebagian pemain Prancis beragama Islam. Tapi tidak ada kaitan antara kemenangan Prancis dengan agama pemainnya.
Quraish khawatir apabila kemenangan suatu tim dikaitkan dengan agama pemain atau negaranya, maka ketika tim tersebut kalah maka orang akan menganggap kekalahan tersebut sebagai kekalahan agama.
“Ketika Maroko menang, ada yang membuat video-video yang seakan-akan ada yang baca surat Yasin, shalawat, dan lain-lain. Itu wajar saja sebagai selingan, tapi jangan itu yang dijadikan dasar. Karena kalau besok ini Maroko kalah dianggapnya Islam yang kalah” jelas Quraish.
"Kalau menang kita bersyukur wajar, Kalau menggolkan sujud syukur sebagai tanda kesyukuran. Tapi bukan itu yang satu-satunya atau bukan faktor itu yang terpenting dalam kemenangan" pungkas Quraish.