bakabar.com, JAKARTA - Pendamping Tim Gabungan Arema (TGA) dan keluarga korban Andy Irfan mengatakan sampai saat ini, pemerintah belum sepenuhnya memenuhi hak-hak korban tragedi Kanjuruhan.
"Sejauh ini belum seutuhnya ya, jadi perawatan hanya dilakukan secara terbatas, perawatan biasa," ujar Sekretaris Jenderal Federasi KontraS, Andy Irfan kepada wartawan, di Kantor Komnas HAM, Kamis (17/11).
Padahal, menurutnya, banyak dari korban kerusuhan usai laga Arema FC dan Persebaya itu yang membutuhkan perawatan secara psikologis.
"Ada banyak korban yang masih mengalami trauma secara psikologis dan juga belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah," lanjut Andy.
Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Geruduk Komnas HAM hingga Mabes Polri!
Andy menyampaikan bahwa korban tidak hanya membutuhkan pemulihan secara kesehatan. Melainkan mereka juga butuh pemulihan secara ekonomi.
"Salah satu teman korban yang ada di Sidoarjo, sampai sekarang tidak bisa bangun dari tempat tidur, dia tidak bisa bekerja dan dia merupakan tulang punggung keluarga, dan tidak mendapat perhatian cukup dari pemerintah sampai sekarang," ungkapnya.
Karenanya, korban tragedi Kanjuruhan itu memerlukan lebih dari sekedar pengobatan biasa. Seperti bantuan psikologis dan ekonomi dari pihak pemerintah.
Diketahui, Sebanyak 25 keluarga korban tragedi Kanjuruhan menemui pihak Komnas HAM untuk menjemput keadilan pada Kamis (17/11).
Baca Juga: Bahagianya Jordi Amat dan Sandy Walsh Usai Jadi WNI
Para korban selamat dan keluarga korban meninggal pada peristiwa naas Kanjuruhan datang menggunakan bus dari Malang ke Jakarta.
Kedatangan mereka merupakan buntut dari pengusutan kasus yang tak kunjung menemukan titik terang, seperti berjalan di tempat.
Diberitakan sebelumnya, Sekadar pengingat, insiden kericuhan melanda Stadion Kanjuruhan pasca-kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3, Sabtu 1 Oktober 2022.
Korban teranyar tragedi Kanjuruhan bernama Revano. Ia mengembuskan napas terakhir pada Jumat 21 Oktober 2022. Ia meninggal dalam perawatan pihak Rumah Sakit Syaiful Anwar, Kota Malang.
Berdasarkan data Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), korban imbas kerusuhan di stadion kebanggaan Arema FC itu mencapai bertambah menjadi 134 orang.