“Bertiga yang melakukan itu, tapi 1 orang yang Kai kenali karena sempat lihat, kalau 2 orang lainnya gak kenal. Setelah itu, Kai gak ingat pulang, maklumlah karena sudah tua, makanya sampai jalan ke arah SMP 11,” jelasnya.
Ironisnya, si kakek menuturkan padanya bahwa salah satu matanya dipukul menggunakan batu.
“Sidin [dia}bercerita ada dipukul dengan batu di mata, lalu dihampas mukanya ke aspal, sampai lingsak (tergores), juga diinjak,” terang si anak.
Ihwal kejadian itu, menurut sang anak karena kakek meminta rokok kepada pelaku. Bukannya diberi, ia malah dipukuli.
Kemudian saat ditemukan oleh polisi, si kakek hanya bisa terdiam. Sebab ia mengaku pusing dan lupa jalan pulang.
Viral Kakek Berlumuran Darah di Landasan Ulin, MHM Bantu Uang Segepok
Ditambah tenggorokannya sakit. Hingga tidak bisa menjawab sederet pertanyaan polisi.
“Pagi itu saat ditanya polisi enggak bisa jawab katanya masih trauma, belum bisa bersuara juga itu sehabis dipukuli, makanya dibawa polisi ke RS, lalu dicari keluarganya, lalu kami ke sana jemput,” rincinya.
Diperkirakannya, Kai keluar rumah pada pukul 2 dini hari. Sebab pada setengah 4 pagi, Kai tak didapati keluarga di rumah.
“Menurut kami jam 2 malam, tapi menurut perasaan Kai jam 10, cuma kami jam 10 malam itu masih melihat Kai. Pas setengah 4 pagi baru sadar sidin enggak ada lagi,” pungkasnya.
Sementara dari pihak kepolisian mengatakan hingga saat ini kasus kakek tersebut masih dalam penyelidikan.
“Iya sudah ada laporan, masih ditindaklanjuti,” ujar Kasi Humas Polsek Banjarbaru Barat, Aiptu Kardi kepada bakabar.com.
Ia juga membenarkan jika ada informasi yang menyebutkan bahwa sang kakek dianiaya akibat meminta rokok.
“Informasinya dia minta rokok terus dipukuli, ini anggota masih bingung karena mencari saksi di lokasi belum dapat. Untuk saat ini informasinya masih dalam penyelidikan, belum ada perkembangan baru,” pungkasnya.
Untuk diketahui kakek bernama Basri ini berprofesi sebagai buruh harian lepas. Ia menetap di sekitar kawasan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Tepatnya di sebuah rumah berukuran 4×4.