bakabar.com, BANJARMASIN - Sebuah perusahaan travel umrah berinisial PT M diduga menjerat jemaah asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan biaya ibadah murah sekitar Rp2,5 juta.
Namun setelah membayar, tidak ada kejelasan kapan calon jemaah berangkat ke Tanah Suci Makkah.
Salah satu korban, Rahmaniach (50) mengatakan jemaah umrah tertipu agen perjalanan bodong yang menawarkan biaya murah pada 2022.
Iming-iming Direktur PT M, berinisial A sangat menggiurkan dengan memiliki investor dari Arab Saudi. Donatur tersebut nantinya yang membayari sisa biaya umrah.
“Walaupun tidak punya uang banyak, tapi dengan adanya uang itu kita bisa berangkat umrah,” ujar Elok sapaan akrabnya.
Namun tidak cuma sampai di situ, ia menjelaskan pemilik PT M ini kembali lagi meminta uang tambahan setiap jemaah umrah asal Kalsel.
Dana sebesar Rp6,3 juta menjadi pelancar untuk jemaah berangkat ke Tanah Suci. Tapi, uang tersebut dianggap terlalu besar bagi jemaah yang notabene marbot hingga anak yatim.
“Jemaah mencarikan uang lagi sampai berhutang. Nama hati mau banget umrah,” ucapnya.
Alhasil, gelombang umrah pertama dengan 45 jemaah asal Kalsel berangkat Oktober 2022 silam. Ternyata kisah dermawan PT M dengan memiliki donatur hanyalah fiktif belaka.
Ia pun menjelaskan PT M mempunyai perjanjian dengan pembiayaan Amitra. Di situ, setiap jemaah harus akad sebelum berangkat ke Makkah.
“Jadi berhutang Rp37,5 juta per orang. Karena sifatnya berhutang, cicilan Rp1,3 juta setiap bulan,” tuturnya.
Berselang lama, PT M ini kembali menelantarkan ratusan jemaahnya di Kota Surabaya, Jawa Timur sekitar semingguan pada Maret 2023.
Ia pun menerangkan setiap jemaah diminta membeli tiket berangkat sendiri sebesar Rp10 juta ke Arab Saudi. Jemaah umrah asal Kalsel terpecah, ada yang mampu dan bagi yang tidak bisa pulang ke Kalsel.
“Ada yang mencari talangan untuk berangkat juga, tapi 33 jemaah memilih pulang,” ucapnya.
Aksi perjalanan travel umrah bodong ini tidak berhenti di situ. Hingga di Makkah, lanjut dia bahwa jemaah asal Kalsel merasa teraniaya karena mirip umrah mandiri, bukan dari travel.
“Datang sudah tengah malam, besahur aja tidak kami. Dan memilih penginapan juga sendiri,” pungkasnya.
Atas tragedi itulah, ratusan jemaah bakal melaporkan secara perdata PT M. Laporan bakal dimasukan ke Polresta Banjarmasin hingga Pengadilan Negeri Banjarmasin.