bakabar.com, BARABAI - Imbas kemarau panjang, petani padi di Desa Teluk Mesjid, Kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah (HST), terancam mengalami gagal panen.
Padahal sebelumnya petani di desa tersebut sempat optimistis, sehingga dapat bercocok tanam dua kali setahun. Terlebih aliran irigasi Haruyan Dayak mampu mengairi persawahan sekitar.
Namun optimis itu seketika berubah menjadi kekhawatiran. Penyebabnya sumber air utama pertanian itu di Teluk Masjid tidak mengalir lagi.
"Kami biasanya bercocok tanam dua kali dalam setahun. Keberadaan irigasi Haruyan Dayak sangat membantu mengaliri persawahan," papar Ketua kelompok Tani Fajar Menyingsing, Rahmansyah, Selasa (10/10).
"Namun dalam beberapa bulan terakhir akibat kemarau panjang, irigasi tidak lagi berfungsi," imbuhnya.
Sebagai solusi sementara, masyarakat menggunakan dua mesin penyedot untuk mengalirkan air sungai ke persawahan. Dibutuhkan ratusan sambungan pipa, karena jarak sungai dengan sawah sekitar 300 meter.
Akan tetapi masalah belum selesai. Operasional mesin penyedot air juga tidak sedikit, terutama pembelian bahan bakar solar. Terlebih sawah yang membutuhkan air, berjumlah puluhan hektare.
"Dalam masa sulit seperti sekarang, tentu saja lumayan memberatkan. Makanya dibutuhkan bantuan pemerintah, karena kami sudah hampir menyerah untuk pembelian solar," tukas Rahmansyah.