bakabar.com, BANJARMASIN – Film "Tengkorak” yang bergenre Science Fiction (Sci-Fi) atau fiksi ilmiah karya anak bangsa ini patut diacungi jempol. Pasalnya, selain memberi nuansa baru di perfilm-an Indonesia yang di dominasi film percintaan dan horror, film ini juga menoreh penghargaan di tingkat internasional.
Film nekad karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada (UGM) ini, mendapat nominasi Best Film untuk kategori Science Fiction, Fantasy dan Thriller dalam Festival Film Cinequest di Sanjose, California, Amerika Serikat.
Film ini menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang tampil di ajang festival film tersebut.
Film karya sutradara Yusro Fuadi ini, Hadir dengan membawa ide cerita unik dalam sebuah fantasi yang terbungkus dengan balutan humor dan kearifan lokal khas Yogyakarta. Film ini membawa misi untuk mengangkat hal-hal baru dalam dunia perfilman Indonesia.
Selain aspek sinematografi, Film yang di produksi tahun 2014 ini juga memberikan sentuhan efek visual 3D. Miniatur dan juga full scale set dengan dukungan blue screen untuk menciptakan setting dan mendukung adegan-adegan tertentu. Proses scene yang cukup sulit diproduksi. Pasalnya, film ini membutuhkan lebih dari 25 blue screen.
Menariknya, film ini dibuat mandiri dengan keterbatasan finansial. Untungnya, di tengah-tengah proses produksi berlangsung, mereka mendapatkan beberapa sponsor pendukung.
Hingga film ini jadi, perkiraan biaya yang dikeluarkan hanya sekitar 400-500 juta. Padahal film genre Sci-Fi setidaknya menghabiskan dana jauh di atas itu.
Tak sia-sia, 'tengkorak' juga sukses di Festival Film Asia JAAF 2017 dan Festival Film Internasional Balinale 2018 lalu.
Walaupun Film ini berbudget rendah tapi prestasinya mentereng di kancah perfilman internasional.
Reporter: M. Randy FitrawanEditor: Muhammad Bulkini