bakabar.com, PALANGKA RAYA – Ada saja penghalang sejumlah tokoh yang seharusnya menerima vaksin Covid-19 perdana di Kalimantan Tengah.
Seperti yang dialami Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Mikko Uriamapas Ludjen, serta Leonard Duma yang merupakan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) Palangka Raya.
Ketika dilakukan skrining dan pemeriksaan tekanan darah tinggi sebelum divaksinasi, tensi mereka mencapai 150 per 90.
Kondisi tersebut tidak memungkinkan diberi vaksin. Sesuai ketentuan vaksinasi, tensi maksimal adalah 140 per 90.
“Namun setelah diminta beristirahat selama 15 hingga 30 menit, tensi mereka tetap diatas 140/90. Akhirnya mereka gagal mendapatkan vaksin tahap pertama,” jelas Nana Susanti, salah seorang vaksinator.
Baik Mikko maupun Leonard, mengaku tidak punya riwayat tekanan darah tinggi. Hal itulah yang membuat mereka bersedia diminta menjadi figur vaksin.
Sementara Kapolda Kalteng, Irjen Pol Dedi Prasetyo, nyaris gagal divaksin akibat alasan sama.
Lantas setelah diberi waktu selama 30 menit, tensi Dedi sesuai persyaratan, setelah menjalani pemeriksaan ulang.
Sedangkan pejabat publik lain dapat divaksin tanpa kendala. Mereka adalah Sekda Kalteng, Fahrizal Fitri, Danrem 102 Panjung Brigjen, TNI Purwo Sudaryanto, dan Ketua DPRD Kalteng, Wiyatno.
Kemudian Kadinkes Kalteng, dr Suyuti Syamsul, Kepala BPBD Kalteng, Darliansjah, Direktur RS Doris Sylvanus Palangka Raya, drg Yayu Indriaty, serta Sekretaris MUI, Kalteng Bulkani.