Pemkab Barito Kuala

Tekan Stunting, Barito Kuala Genjot Permata Bunda

apahabar.com, MARABAHAN – Tekan angka stunting, Pemkab Barito Kuala meluncurkan program baru bernama Permata Bunda, Senin…

Featured-Image
Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, menyerahkan bantuan makanan tambahan untuk menandai peluncuran Permata Bunda di Kantor Kecamatan Mandastana. Foto: Prokopimda Batola

bakabar.com, MARABAHAN – Tekan angka stunting, Pemkab Barito Kuala meluncurkan program baru bernama Permata Bunda, Senin (28/6).

Permata Bunda merupakan kependekan dari Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hami dan Anak Balita.

Peluncuran program ini berkaitan dengan penurunan stunting sesuai target nasional hingga 14 persen di 2024.

Sedangkan posisi angka stunting Batola hingga sekarang masih berkisar 14,62 persen.

Sebagai salah satu program prioritas, Permata Bunda sudah dipayungi Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 96 Tahun 2020.

“Permata Bunda bertujuan membantu mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita,” ungkap Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, seusai peluncuran Permata Bunda di Kantor Kecamatan Mandastana.

“Sedangkan sasaran spesifik adalah pemberian makanan kepada balita gizi buruk, balita gizi kurang, dan ibu hamil kurang energi kronis, serta ibu hamil dan balita dari keluarga tidak mampu,” imbuhnya.

Dibanding program lain, Permata Bunda terbilang unik karena merupakan kolaborasi dana dari berbagai sumber.

Mulai dari APBD Batola, APBD desa dan kelurahan, APBD Kalimantan Selatan, APBN melalui Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas dan CSR.

“Sasaran kami sepanjang 2021 yang telah dianggarkan APBD, BOK Puskesmas dan APBD kelurahan dan desa adalah 9.096 jiwa yang terdiri 5.201 jiwa ibu hamil dan 3.895 jiwa balita,” papar Noormiliyani.

Sedangkan makanan tambahan yang diberikan berupa makan siang dengan makanan lengkap siap makan, serta menu seimbang dari bahan makanan lokal.

Sedangkan pelaksana adalah petugas gizi, bidan, kader Posyandu, PKK desa/kelurahan dan kader PKK yang dilaksanakan minimal 90 hari berturut-turut.

“Dalam penanganan stunting, kami bukan hanya mengintervensi spesifik melalui sektor kesehatan,” tegas Noormiliyani.

“Kami juga melakukan intervensi dalam hal gizi sensitif seperti penyediaan air bersih dan ketahanan pangan,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner