bakabar.com, BANJARMASIN – Rasa ngantuk berat dan lapar menjadi keluhan pertama yang dirasakan penerima vaksin Covid-19 di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (3/3) siang. Tahap kedua vaksinasi massal kali ini menyasar kelompok lansia dan petugas pelayanan publik.
“Awalnya tegang sih habis disuntik, tapi tidak apa-apa karena singkat saja prosesnya. Setelah itu baru merasa lapar dan ngantuk,” ungkap Sunarti, salah seorang penerima vaksin Covid-19 perwakilan jurnalis di Banjarmasin.
Menurut jurnalis Kalimantan Post ini, vaksin menjadi pelindung bagi dirinya dalam menjalankan profesi yang harus berhadapan dengan banyak orang.
“Ibarat payung, saat keluar di tengah hujan kalau gak ada payung bisa basah kuyup,” sahutnya.
Ketegangan juga dirasakan sejumlah peserta penerima vaksin, salah satunya Ketua DPRD Kalsel Supian HK yang didampingi Danrem 101 Antasari, Firmansyah. Saat menerima suntikan, Supian melontarkan candaan teriakan kesakitan untuk mengurangi ketegangan.
“Rasanya seperti digigit nyamuk. Ini pertama kali dan saya tidak ada persiapan,” kata Supian.
Vaksinasi menurut Wakil Ketua MUI Kalsel, A Hafiz Anshari, adalah sebuah ibadah. Sebab, ini menjadi salah satu cara untuk menghindarkan diri dari penyakit. Bahkan, dia menegaskan vaksin bersifat suci dan halal.
“Tidak perlu ditakutkan. Vaksin ini suci dan halal,” katanya usai menerima suntikan vaksin.
Setelah ini, tahapan selanjutnya adalah memeriksakan kondisi kesehatan di puskesmas terdekat selama dua pekan setelah menerima suntikan vaksin. Tidak ada pantangan, namun penerima vaksin tetap diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas.
“Setelah bervaksin tetap wajib melaksanakan prokes. Karena tidak ada jaminan orang yang bervaksin itu tidak terkena Covid-19, tapi dengan dia bervaksin maka kekebalan tubuh meningkat dan tidak akan separah orang yang tidak bervaksin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi.