Pemilu 2024

Target Pertumbuhan Ekonomi di Atas 6 Persen, INDEF: Terlalu Berambisi

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai target pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen yang dicanangkan seluruh pasangan capres-cawapres

Featured-Image
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Shutterstock

bakabar.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai target pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen yang dicanangkan seluruh pasangan capres-cawapres terlalu berambisi.

Pasalnya, pertumbuhan 6 persen memerlukan dukungan sektor keuangan, terutama dalam likuiditas.

Terlebih, laju kredit perbankan saat ini hanya tumbuh 9 persen. Harus mencapai minimal 20 persen untuk menghindari jebakan kelas menengah atau middle income trap dan mencapai status negara berpendapatan tinggi atau high income country.

"Pertumbuhan kredit yang hanya 10 persen akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen, kecuali langkah-langkah konkret diambil untuk mendukung visi misi para calon pemimpin," kata Wakil Direktur INDEF, Eko Listyo dalam diskusi publik seperti dilansir Antara, Kamis (21/12).

Baca Juga: INDEF: Capres Cawapres Tak Punya Gagasan Ekonomi yang Kongkret

Lebih lanjut Eko mengatakan ada beberapa masalah struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi mencakup biaya logistik tinggi, industri yang potensial impornya tinggi, dan birokrasi yang belum bersih dari korupsi. Eko menekankan perlunya ide dan program yang jelas dari calon untuk mengatasi hambatan tersebut.

Eko berharap dalam konteks mencari dana untuk mempercepat likuiditas, para calon dapat mengelaborasi strategi untuk meningkatkan efisiensi tata kelola, memastikan ICOR yang lebih rendah, dan mengurangi biaya investasi di Indonesia.

ICOR atau Incremental Capital Output Ratio, merupakan rasio antara tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan keluaran atau output. ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi di suatu negara membutuhkan biaya yang besar.

Baca Juga: Menakar Skema Capres-Cawapres soal Tingginya Tenaga Kerja 'No Skill'

Eko mengidentifikasi tingginya biaya logistik dan potensi impor industri sebagai faktor yang menyebabkan ICOR di Indonesia tinggi. Ia juga menyoroti penurunan tren pertumbuhan ekonomi menjadi 5,05 persen dalam tiga triwulan terakhir.

"Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus dilakukan secara komprehensif," ujar Eko.

Karena itu, kata Eko, dalam debat cawapres yang digelar pada 22 Desember 2023 besok perlu disampaikan penjelasan lebih rinci tentang strategi mereka untuk mengapai pertumbuhan di atas 6 persen.

Baca Juga: INDEF Ragukan Pola Kemitraan Dapat Menarik Investor Asing

“Pertumbuhan ekonomi, meskipun bukan segalanya itu merupakan indikator untuk memperkirakan apakah Indonesia dapat menjadi negara maju ke depannya. Ini penting untuk dipaparkan dalam debat nanti,” ujarnya.

Diketahui, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,5-6,5 persen, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menargetkan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen, sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menargetkan ekonomi tumbuh 7 persen.

Editor
Komentar
Banner
Banner