Kesehatan Tubuh

Tanda Kondisi Tubuh Kekurangan Protein

Protein merupakan bahan pembangun otot, kulit, enzim, hormon dan peran penting untuk jaringan tubuh.

Featured-Image
Ilustasi jika kekurangan protein. Foto: giziklinikku

bakabar.com, JAKARTAProtein merupakan bahan pembangun otot, kulit, enzim, hormon dan peran penting untuk jaringan tubuh.

Sebagaian besar makanan mengandung sejumlah protein. Akibatnya, kekurangan protein jarang terjadi namun beberapa orang mungkin masih berisiko. Kekurangan protein menyebabkan berbagai masalah kesehatan, sementara asupan protein yang rendah juga dapat menyebabkan perubahan kecil pada tubuh seiring berjalannya waktu.

Melansir dari Helathline, terlalu sedikit protein dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh yang terjadi dalam jangka waktu lama, seperti pengecilan otot, kekurangan protein juga dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek fungsi tubuh. Akibatnya hal ini dikaitkan dengan banyak gejala.

Berikut gejala yang mungkin mulai terjadi ketika tubuh kekurangan protein 

Hati berlemak

Perlemakan hati atau penumpukan lemak di sel hati. Jika tidak diobati kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit hati berlemak, menyebabkan peradangan, jaringan parut pada hati dan berpotensi gagal hati.

Gangguan sintesis protein pengangkut lemak, yang dikenal sebagai lipoprotein, yang dapat berkontribusi terhadap kondisi tersebut.

Masalah kulit, rambut dan kuku

Rambut rontok
Ilustrasi Rambut Rontok akibat kekurangan protein. Foto: gooddoctor

Kekurangan protein sering kali meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku yang sebagian besar terbuat dari protein, misalnya kulit terkelupas, pecah, kemerahan dan bercak pada kulit yang mengalami depigmentasi.

Penipisan rambut, warna rambut memudar, rambut rontok dan kuku rapuh juga merupakan gejala umum. Namun, gejala ini tidak muncul kecuali kekurangan protein yang sangat parah.

Hilangnya massa otot

Ilustrasi Hilangnya masa otot akibat kurangnya protein. Foto: dranywhere-dev
Ilustrasi Hilangnya masa otot akibat kurangnya protein. Foto: dranywhere-dev

Ketika persediaan protein dalam makanan terbatas, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk menjaga jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting. Kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot seiring berjalannya waktu.

Risiko patah tulang lebih besar

Risiko patah tulang akibat kurangnya Protein. Foto: sfidn
Risiko patah tulang akibat kurangnya Protein. Foto: sfidn

Otot bukan satu-satunya jaringan yang terpengaruh oleh rendahnya asupan protein, tulang juga bisa berisiko. Tidak mengonsumsi protein yang cukup dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.

Pertumbuhan anak terhambat

Pertumbuhan anak terhambat. Foto: ibudananak
Pertumbuhan anak terhambat. Foto: ibudananak

Protein bukan hanya membantu menjaga masa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, kekurangan atau ketidakcukupan sangat berbahaya bagi anak-anak yang pertumbuhan tubuhnya memerlukan pasokan yang stabil. Faktanya stunting adalah tanda paling umum dari kekurangan gizi pada anak.

Meningkatnya tingkat keparahan infeksi

Defisit protein juga dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Gangguan fungsi kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko atau keparahan infeksi, yang merupakan gejala umum dari kekurangan protein yang parah.

Nafsu makan dan asupan kalori lebih besar

Ilustrasi menolak makanan berkalori. Foto: stylecraze
Ilustrasi menolak makanan berkalori. Foto: stylecraze

Meskipun nafsu makan yang buruk merupakan salah satu gejala kekurangan protein yang parah, hal sebaliknya juga terjadi pada bentuk kekurangan protein yang lebih ringan. Ketika protein tidak mencukupi, tubuh berusaha memulihkan status protein dengan meningkatkan nafsu makan, mendorong untuk mencari sesuatu untuk dimakan.

Banyak dari makanan ringan ini mengandung protein. Namun, jumlah protein dalam makanan ini seringkali sangat rendah dibandingkan dengan jumlah kalori yang  disediakan. Ini menyebabkan asupan protein yang buruk dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitaas.

Inilah salah satu alasan mengapa peningkatan asupan protein mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan mendorong penurunan berat badan. Jika merasa lapar sepanjang waktu dan kesulitan menjaga asupan kalori, cobalah menambahkan sedikit protein tanpa lemak pada setiap makan.

Editor
Komentar
Banner
Banner