bakabar.com, BATULICIN – Meski tak tersentuh jaringan internet, SMKN 1 Kusan Hilir di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) tak pernah absen menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Lalu, bagaimana cara sekolah berjarak 10 kilometer dari Kota Pagatan itu melaksanakan UNBK hingga sukses dalam tiga tahun berturut-turut?
Baca Juga:UNBK Kalsel 2019, Dewan Minta PLN Siapkan Genset
Kepada bakabar.com, Kamis (28/3), teknisi komputer UNBK SMKN 1 Kusan Hilir, Rudi Kurniawan, mengungkapkan UNBK tetap bisa dilaksanakan karena pihak sekolah membangun jaringan internet sendiri.
Ia bercerita pada 2017 saat SMKN 1 Kusan Hilir ditunjuk sebagai salah satu sekolah yang melaksanakan UNBK, pihak sekolah langsung memutar otak karena di sana tak ada jaringan internet.
Satu-satunya solusi pada saat itu hanya “menembak” jaringan dari rumah yang sudah memiliki koneksi internet cepat. Rumah yang dipilih ternyata adalah rumah Kepala Sekolah SMKN 1 Kusan Hilir.
“Akhirnya kami bikin jaringan sendiri. Kami menembak jaringan dari rumah kepala sekolah yang jaraknya 10 kilometer dari sekolah,” ungkap guru Administrasi Perkantoran itu.
Setelah koneksi internet lancar, infrastruktur lain yang harus disiapkan adalah komputer. Saat itu, SMKN 1 Kusan Hilir hanya memiliki 60 unit komputer dengan spesifikasi ‘jadul’. Untungnya pihak sekolah mendapat pinjaman 20 laptop dari SMK Muhammadiyah Pagatan.
Dengan modal 80 komputer itulah SMKN 1 Kusan Hilir mampu melaksanakan UNBK untuk pertama kalinya dua tahun lalu. Sementara saat ini, kata Rudi, sekolahnya sudah memiliki 85 komputer milik sendiri.
“Sejak 2017 sampai sekarang kami hanya mengandalkan komputer server seharga Rp8 jutaan. Tapi, alhamdulillah bisa lancar dalam pelaksanaan UNBK. Padahal, rata-rata server yang digunakan umumnya di atas Rp20 juta,” jelas Rudi.
Untuk mengatasi masalah listrik, pihak sekolah berkoordinasi dengan PLN untuk tidak melakukan pemadaman selama ujian berlangsung. Untuk mengantisipasi pemadaman listrik dalam kondisi darurat, pihaknya juga menyiapkan genset dengan daya 5 ribu watt.
Kepala Sekolah SMKN 1 Kusan Hilir, Untung Suparno, mengakui sekolahnya memang harus bekerja keras saat menggelar UNBK untuk pertama kalinya pada 2017. Namun, karena dukungan semua pihak di sekolah dan kerja sama teknis yang baik, SMKN 1 Kusan Hilir mampu mengatasi semua potensi masalah yang ada.
Lalu, bagaimana awal mula sekolah yang secara infrastruktur pas-pasan tetapi justru sanggup melaksanakan UNBK?
“Waktu itu ada tantangan dari Dinas Pendidikan untuk menggelar UNBK. Tantangan itu langsung kami terima. Alhamdulillah, tiga tahun ini berjalan lancar,” kata Untung.
Untuk diketahui, pelaksanaan UNBK 2019 di SMKN 1 Kusan Hilir diikuti mencapai 300 peserta. Dari ratusan peserta itu, tak semuanya adalah pelajar SMKN 1 Kusan Hilir. Sebagian di antaranya adalah pelajar dari SMK Raudhatul Jannah Sungai Loban, SMPN 5 Kusan Hilir, dan SMPN 8 Kusan Hilir.
Peserta lain yang ikut program penyetaraan paket B dan paket C juga mengikuti ujian di sekolah yang didirikan sejak 2004 itu.
Seperti diketahui, sejak 2015, pemerintah pusat mulai menginstruksikan sekolah-sekolah untuk melaksanakan UNBK. Peserta UNBK terus meningkat tiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 2015, peserta didik yang mengikuti UNBK berjumlah 170.578. Jumlah peserta UNBK terus meningkat setiap tahunnya. Lalu, pada 2019 peserta UNBK mencapai angka 6.293.552.
Baca Juga:UNBK Hapus Kecurangan Hingga 99 Persen
Reporter: Puja Mandela
Editor: Fariz Fadhillah