bakabar.com, SAMARINDA – Dua Santri di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) mengeroyok guru pesantren tempat mereka belajar. Penyebabnya, karena pelaku tidak terima ponsel miliknya disita korban.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Rabu (23/2) di Jalan Assadah, Samarinda. Usai AE, guru pesantren, selesai beribadah di masjid, di jalan pulang ke rumah, AE ditunggu oleh HR yang mengajak AA untuk meminta ponsel milik HR dikembalikan.
“Pelaku kesal lantaran handphone di sita korban, hingga terjadi penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia,” jelas Polsek Sungai Pinang, Kompol Irwanto, dilansir dari detikcom, Rabu (23/2/2022).
Usai mengeroyok, kedua remaja itu langsung meninggalkan korban yang sudah terkapar. Seorang warga yang melihat korban langsung membawanya ke rumah sakit dan melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
“Jadi ada satu saksi yang melihat korban sudah terkapar langsung segera membawa korban menuju rumah sakit. Tepat pukul 07.30 Wita, korban akhirnya meninggal dunia,” Kata Irwanto.
Mendapatkan laporan tersebut, Polsek Sungai Pinang langsung menuju lokasi, dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi-saksi di lokasi, polisi mengamankan dua santri yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban.
“Kami langsung melakukan penyelidikan atas kematian AE. Akhirnya sekitar setengah jam, kami pun langsung mengamankan kedua remaja yang tak lain santri dari pesantren itu,” bebernya.
Polisi mengamankan dua buah kayu balok yang digunakan untuk menghabiskan nyawa korban.
“Di lokasi kami amankan kayu balok yang diduga sebagai alat menganiaya korban ,” imbuhnya.
Kasus tersebut kini sudah diambil oleh Unit Reskrim Polresta Samarinda guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena membenarkan kedua remaja santri tersebut sudah diamankan dan sudah diserahkan oleh unit Reskrim Polsek Pinang kepada Polresta Samarinda.
“Lagi kita dalami, sekarang keduanya masih kita periksa, untuk korban sudah berada di rumah sakit dan masih menunggu hasil visum, yang jelas lukanya berada di bagian kepala,” kata Andika.