Tak Berkategori

Tak Hadiri Undangan ke Jakarta, Ketua DPC Demokrat Banjar Sudah Curiga

apahabar.com, MARTAPURA – Masrur Auf Ja’far, Ketua PDC Partai Demokrat Kabupaten Banjar, mengaku sudah menaruh kecurigaan…

Featured-Image
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Banjar, Masrur Auf Ja’far. Foto-apahabar.com/hendralianor

bakabar.com, MARTAPURA – Masrur Auf Ja’far, Ketua PDC Partai Demokrat Kabupaten Banjar, mengaku sudah menaruh kecurigaan terhadap undangan ke Jakarta yang ujungnya menjadi pertemuan rencana Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Pertemuan tersebut pada 27 Januari 2021, di Hotel Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan. Masrur Auf Ja’far memilih absen dari undangan.

DPC Demokrat Tanah Laut, Kota Banjarbaru, dan Banjarmasin, serta DPD Demokrat Provinsi Kalsel juga absen. Ada 9 dari 13 DPC yang berangkat ke Jakarta.

Pria kerap disapa Bang Rauf ini menjelaskan, 9 DPC yang berangkat ke Jakarta itu tidak mengetahui bahwa pertemuan tersebut diarahkan kepada rencana KLB, karena dalam undangan untuk menerima bantuan korban banjir dalam jumlah besar.

img

“Sampai di Jakarta mereka baru sadar bahwa pertemuan itu bukan untuk mengambil bantuan. Pertemuan itu ternyata disulap atau dirubah menjadi pertemuan persiapan KLB Partai Demokrat,” jelas Rauf saat dihubungi bakabar.com, Rabu (3/2).

“Teman-teman yang berangkat semangatnya adalah kepedulian terhadap banjir, karena kami DPC juga mengupayakan bantuan sosial dan mengkonsolidasikan bantuan di berbagai tempat,” sambung Eks Anggota DPRD Kalsel ini.

Adapun Rauf sendiri tidak memilih berangkat lantaran merasa janggal dengan undangan bantuan tersebut.

“Saya berpikir bahwa ini kok, undangan ini janggal. Kalau memang ada lembaga yang peduli banjir di Kalsel, mengapa tidak barang (bantuan) nya itu yang datang ke Kalsel. Kan biasanya orang peduli itu mereka langsung menyarahkan atau diantar ke lokasi banjir. Kejanggalan itu lah yang membuat saya tidak hadir,” paparnya.

Secara tegas, ia mengeluarkan surat pernyataan bertanggal 1 Februari 2021. Dalam surat tersebut ada tiga poin yang intinya, tetap setia dan patuh kepada Partai Demokrat kepemimpinan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono.

Poin kedua, bertekad melawan seluruh upaya pengkhianatan dan makar, serta gerakan inkonstitusional yang bertentangan dengan AD/ART dan kode etik Partai Demokrat.

Poin ketiga, bertekad untuk bersatu dan solid di bawah kepemimpinan Ketum AHY guna membangun kebesaran Partai Demokrat untuk memperjuangkan harapan rakyat dan memenangkan Pemilu akan datang.

Sekedar diketahui, seperti dilansir dari Tempo.co, Rabu (3/2), dalam pertemuan bersama Moeldoko di Jakarta tersebut turut hadir Anggota DPR dari Demokrat, Jhoni Allen Marbun dan mantan kader Demokrat sekaligus mantan terpidana korupsi M Nazaruddin.

Sejumlah pengurus DPC Demokrat dari Kalimantan Selatan ini dikumpulkan di ruangan 2805, Hotel Rasuna.

Nazaruddin dan Jhoni disebut hadir dalam pertemuan sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut cerita, Nazaruddin membeberkan rencana kongres luar biasa untuk merebut kursi ketua umum dari AHY, dan bakal mengangkat Moeldoko menjadi ketua umum.

Nazaruddin mengklaim sudah didukung 260 DPD dan DPC Demokrat yang mayoritas dari Pulau Jawa, tetapi masih membutuhkan 100 dukungan lagi.

Belakangan, Moeldoko membantah adanya pertemuan tentang rencana pengambilalihan partai. Dia mengatakan sejumlah kader partai tersebut sempat bertamu ke rumahnya, tapi mereka hanya berbincang-bincang seputar situasi terkini.

“Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tak keberatan. Berikutnya kalau ada istilah kudeta itu dari dalam, masa kita dari luar,” ujar Moeldoko.



Komentar
Banner
Banner