Tak Berkategori

Tak Diizinkan Main Bulutangkis di Gedung Serba Guna, Warga di Kuripan Batola Protes

apahabar.com, MARABAHAN – Tak diizinkan bermain bulutangkis di gedung serba guna, beberapa warga di Kecamatan Kuripan…

Featured-Image
Wajah gedung bulutangkis lama di Kecamatan Kuripan yang nyaris roboh akibat dimakan usia. Foto: Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Tak diizinkan bermain bulutangkis di gedung serba guna, beberapa warga di Kecamatan Kuripan melancarkan protes hingga viral di Facebook.

Diunggah akun Wilu Nadi melalui grup Facebook, Sabtu (18/12), postingan itu mengadukan keinginan badminton lover kepada Bupati Barito Kuala.

“Bupati Barito Kuala yang kami hormati. Sebelumnya kami ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas dibangunnya gedung serba guna tahun 2019/2020,” tulis Wilu Nadi.

“Namun kenyataan pahit fakta di lapangan. Gedung serba guna itu hanya diperuntukan olahraga futsal oleh Camat Kuripan. Sedih rasanya ketidak adilan ini menimpa kami yang juga ingin memanfaatkn gedung untuk olahraga bulutangkis,” tambahnya.

Keinginan tersebut semakin kuat, mengingat gedung bulutangkis yang lebih dulu berdiri, sudah tidak terbilang tidak lagi layak.

Selain dinding dan tiang yang lapuk dan bahkan terlepas, atap gedung sudah tidak memadai lagi untuk berlatih bulutangkis lantaran bocor di berbagai tempat.

Belakangan gedung bulutangkis lama hanya digunakan anak-anak untuk bermain-main. Padahal ketika masih layak, gedung tersebut selalu ramai didatangi warga dari sejumlah desa di Kuripan, termasuk dari Kalimantan Tengah.

Imbas dari gedung yang tidak layak lagi, pembinaan pebulutangkis pelajar maupun dewasa di Kuripan pun tersendat-sendat.

Seandainya tetap ingin menikmati bermain bulutangkis di fasilitas standar, sejumlah warga terpaksa ke Marabahan atau gedung bulutangkis di Kecamatan Paminggir, Hulu Sungai Utara.

“Kami hanya berkeinginan gedung baru juga dapat digunakan untuk bulutangkis. Buktinya GOR Setara di Marabahan pun dapat digunakan untuk berbagai cabang olahraga,” jelas Wilu Nadi yang dihubungi terpisah kepada bakabar.com.

“Tidak perlu setiap hari, kami hanya meminta berbagi jadwal seminggu dua kali. Bahkan andai dipungut bayaran pun, kami tidak masalah,” tegasnya.

Soal penggunaan gedung untuk futsal, pihak kecamatan pun tidak menggratiskan. Biaya sewa lapangan selama 1 jam untuk siang hari sebesar Rp75 ribu dan malam Rp100 ribu.

“Kalau milik pemerintah, seharusnya tidak disewakan sedemikian rupa. Ditambah pengelolaan uang sewa yang tidak transparan,” beber Wilunadi yang juga anggota BPD Rimbun Tulang.

Diketahui gedung bulutangkis sedang dalam proses dihibahkan ke Desa Rimbun Tulang. Namun akibat Covid-19, dana rehabilitasi gedung itu tak dapat dianggarkan.

“Makanya sebelum gedung bulutangkis dapat direhab, kami berharap gedung serba guna dapat digunakan bersama untuk dua cabang olahraga,” tegas Wilunadi.

Gedung Futsal

Sementara Camat Kuripan, Hamdi, menjelaskan bahwa usulan awal pembangunan gedung serba guna tersebut memang diperuntukkan olahraga futsal.

“Ketika peralatan lapangan futsal seperti karpet dan tiang gawang belum datang, gedung itu memang sempat digunakan untuk bulutangkis,” jelas Hamdi.

“Perlu diketahui bahwa Kuripan memiliki 24 klub futsal dengan ratusan pemain. Kemudian karena lapangan futsal dikelilingi jaring pembatas, tidak mungkin satu gedung dibuat dua lapangan,” imbuhnya.

Hamdi juga menyebut sudah mengakomodasi agar gedung bulutangkis dihibahkan ke desa. Selanjutnya desa yang melanjutkan untuk perbaikan dan pengelolaan.

“Karpet sudah disediakan dan tinggal pemasangan. Namun karena gedung bulutangkis belum direhab, terpaksa mereka bersabar dulu,” cetus Hamdi.

Unggahan Wilunadi melalui Facebook, juga sudah mendapat perhatian Bupati Hj Noormiliyani AS.

“Nanti dikonfirmasikan kepada Camat Kuripan dulu. Kalau dinamai gedung serba guna, berarti dapat digunakan untuk semua aktivitas, termasuk berbagai olahraga dan acara di kecamatan,” sahut Noormiliyani.



Komentar
Banner
Banner