bakabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan beberapa wajah baru dalam Kabinet Indonesia Maju.
Meski tidak ada perwakilan Kalimantan Selatan, tapi Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Muhammad Handry Imansyah, MAM, Ph.D, menilai keterwakilan putra daerah di jajaran kementerian tidak berpengaruh secara signifikan dalam pembangunan di Kalsel.
“Sepengetahuan saya dampaknya terhadap pembangunan daerah sebenarnya kurang signifikan, apakah ada orang Kalsel yang jadi Menteri atau tidak,” ujarnya dihubungi bakabar.com, Rabu (24/12) malam.
Menurut Handry pembangunan atau peningkatan infrastruktur di suatu daerah pada dasarnya sudah memiliki pola baku.
Dia mencontohkan proyek strategis pembangunan Jembatan Sei Alalak dapat direalisasikan, meskipun tanpa perwakilan putra daerah dalam kementerian di periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Tinggal anggota DPR asal Kalsel yang memperjuangkan untuk alokasi anggaran pembangunan dari pusat untuk proyek strategis nasional,” lanjutnya.
Kalau pun ada putra daerah yang bisa melenggang ke Kabinet, lanjutnya, maka harus sesuai atau terkait dengan masalah pembangunan di daerah. Sebab, setiap jabatan tentu sudah memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
“Apabila tidak terkait, maka menteri tersebut tentu tidak bisa ikut campur tangan di kementerian yang mengurus pembangunan di daerah,” imbuhnya
Di sini, Handry menekankan pentingnya tugas wakil rakyat di DPR yang memiliki banyak mitra untuk memperjuangkan kepentingan daerah yang diwakilinya. Khususnya pada komisi yang berhubungan dengan pembangunan daerah.
“Mereka wakil-wakil kita bisa melobby lintas kementerian yang memang harus memperjuangkan kepentingan daerah,” katanya.
Berbicara mengenai dilantiknya enam menteri dan lima wakil menteri baru, menurut Handry, Presiden tentu memiliki pertimbangannya sendiri.
“Mungkin banyak yang punya kapasitas sebagai seorang Menteri. Tapi Presiden perlu ada rasa percaya juga untuk membantu beliau. Selain itu, perlu ada orang lain untuk memberikan referensi dalam rekrutmen tersebut,” bebernya.
Sayangnya Handry enggan menyebutkan ketika ditanya mengenai nama putra daerah yang mumpuni untuk masuk dalam jajaran kementerian.
Menurutnya, hanya Presiden yang tahu indikator utama dan dasar pertimbangan sebagai seorang Menteri.
“Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa menilai siapa yang pantas orangnya menjadi menteri Pak Jokowi. Karena kurang elok menilai orang lain. Nanti yang merasa pantas tidak dimasukkan menjadi tersinggung,” tuturnya.
Menjadi perwakilan daerah yang melenggang di kursi nasional memang membanggakan. Namun, dia meminta untuk tidak berkecil hati sebab masih banyak putra daerah yang berkesempatan dan memiliki kapasitas.
“Ini hanya soal selera dan kepercayaan beliau saja. Jadi kita tidak usah berkecil hati kalau warga Kalsel tidak ada yang dipilih dan dipercaya menjadi menteri beliau. Apalagi di Pilpres kemaren, beliau kalah suara di Kalsel. Jadi naif juga jika warga Kalsel meminta ada warganya dipilih jadi Menteri,” pungkasnya