bakabar.com, JAKARTA – Pada tahun ini, pemerintah memproyeksikan serapan biodiesel bisa mencapai 8,5 juta kiloliter (kl).
Angka ini merupakan angka optimistis di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna optimistis bahwa realisasi penyerapan biodiesel tahun ini mampu melampaui target yang ditetapkan dalam rencana umum energi nasional (RUEN).
“Target RUEN pada 2020, biodiesel itu di kisaran 8 juta kl. Mudah-mudahan pada 2020 kita bisa menyerap di angka 8,5 juta kl,” ujar Feby, dilansir Republika.co.id, Minggu(22/11).
Meski diperkirakan melampaui target RUEN, Feby mengakui angka tersebut masih di bawah target tahun ini yang semula ditetapkan di level 9,6 juta kl. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pembatasan di berbagai daerah akibat pandemi.
“Banyak lockdown, transportasi banyak yang turun operasinya sehingga tahun 2020 ini memang ada penurunan untuk serapan dari biofuel,” katanya.
Di sisi lain, Feby mengungkapkan bahwa pelaksanaan program mandatori campuran 30 persen biodiesel (FAME/fatty acid methyl ester) dalam minyak solar (B30) kini juga menghadapi tantangan seiring dengan anjloknya harga minyak bumi.
Rendahnya harga minyak dunia membuat selisih harga biodiesel dengan solar menjadi semakin besar sehingga menyebabkan kebutuhan insentif untuk menutup selisih tersebut juga semakin meningkat.
“Mudah-mudahan ini bisa kami dapatkan solusinya sehingga program ini bisa berkelanjutan,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga semester I/2020, penyerapan biodiesel tercatat telah mencapai 4,36 juta kl atau mencapai sekitar 68 persen dibandingkan dengan angka penyerapan sepanjang 2019 yang mencapai 6,39 juta kl.
Peningkatan konsumsi biodiesel naik signifikan sejak 2016. Pada 2018, konsumsinya sebesar 3,75 juta kl atau meningkat hampir 50 persen dibandingkan pada 2017 dengan penyerapan sebesar 2,57 juta kl.
Kebijakan mandatori berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,39 juta kl.