bakabar.com, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei opini publik yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), peralihan suara partai di pemilu 2019 ke pemilu 2024 menunjukan suara yang memilih PAN sekitar 54,2 persen dan PPP 56,7 persen, mengakibatkan kedua partai tersebut tidak bisa melenggang ke Senayan di 2024.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan alasan PAN tidak bisa masuk ke Senayan pada pemilihan 2024 karena PAN terdapat konflik internal kepemimpinan. Selain itu, dari hasil survei yang didapat adalah tingginya angka pemilih partai PAN pada Pemilu 2019 yang sekarang belum menentukan pilihan yakni sebesar 31,2 persen. Lalu sebanyak 54,2 persen pemilih pada pemilu 2019 tetap akan memilih PAN pada pemilu 2024.
Menurutnya pemilih PAN yang belum menentukan sikap, kemungkinan akan ditarik oleh partai baru yang didirikan Amien Rais yang mendirikan Partai Ummat.
“Mungkin mereka mendukung PAN selama ini karena ada tokoh seperti Amien Rais, begitu Pak Amien Rais tidak ada di situ, dan karena loyal, mereka akan hijrah juga," terang Saiful, Kamis (2/9/2022).
Saiful juga mengatakan bahwa jika PAN tidak menambah atau menarik suara partai lain, maka baik PAN pimpinan Zulkifli Hasan maupun Partai Ummat bentukan Amin Rais akan sama-sama mengalami kerugian terancam tidak lolos parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Lebih lanjut, untuk suara PPP sebesar 56,7 persen pemilih pada 2019 mengatakan akan kembali memilih PPP pada pemilu 2024. Sedangkan Partai Demokrat menjadi ancaman perpindahan pemilih dengan suara 22,5 persen, dan yang mengatakan akan memilih PDIP sebesar 8,3 persen.
“Yang mengkhawatirkan bagi PPP adalah pemilih PPP yang belum menentukan pilihan cenderung sedikit, 11 persen. Ini berbahaya. Kalau tidak ada upaya yang ekstra, mungkin partai yang akan mengikuti adalah Hanura yang tidak lolos ke Senayan, padahal PPP pernah ada di Senayan,” kata Saiful.
Menurut Saiful sementara kemampuan PPP sejauh ini belum kelihatan mampu menarik pemilih dari partai-partai lain, ia menambahkan partai PPP kurang kompetitif sejauh ini.
“Keduanya bisa sama-sama tidak lolos kalau mereka tidak menambah kekuatan dari partai lain. PAN karena ada konflik internal kepemimpinan di PAN dan Pak Amin membuat partai baru. PPP tidak kompetitif untuk menarik pemilih partai lain, bahkan pemilihnya tidak mampu dijaga untuk tidak keluar dari PPP,” tutup Saiful.
Reporter: Resti